34. (21+) cruise ship

10.4K 90 7
                                    

Pagi hari..

Nick bangun lebih awal dibanding Loanna, ia sudah berpakaian rapi duduk disofa sambil memperhatikan Loanna yang masih betah dalam balutan selimut tebal.

Eummmmmm.. Lenguhan kecil berasal dari ranjang, Loanna mengucek mata merenggangkan otot-ototnya yang kaku sebelum akhirnya menyandarkan kepala pada ranjang.

"Morning baby," suara bariton yang berasal dari sofa menjadi alarm pagi yang sangat sexy dan menggoda.

Loanna tersenyum menyibak selimut lalu bergabung dengan Nick, ia duduk diatas pangkuan bergelayut manja mengalungkan tangannya pada leher.

"Morning Nick,"

Nick mengerutkan kedua alis, "Ck! Tidak adakah sapaan romantis untuk suami mu yang tampan ini?"

"Tidak, aku suka memanggil mu dengan sebutan nama."

"Baiklah terserah, so apa yang ingin kau lakukan hari ini?"

"Aku ingin memancing lalu berkeliling menggunakan kapal."

"Ide yang buruk,"

Loanna mengelus jamban milik Nick dengan wajah cemberut. "Kenapa? Kamu tidak suka?"

"Hmm baiklah, akan ku turuti permintaan mu."

"Thank you Nick," Loanna mengecup bibir sebagai ucapan terima kasih.

Pria itu mengambil ponsel menghubungi seseorang,

"Siapkan kapal dan peralatan memancing, hari ini saya ingin mengelilingi perairan Edinburgh."

Panggilan terputus setelah orang yang diperintahkan Nick menyetujui perintah bosnya.

"Semudah itu kamu menuruti permintaan ku?"

"Ya, semalam kau juga membuat ku puas."

"Jadi selama kita bercinta kau tidak pernah puas?"

Nick mengangguk yang membuat Loanna marah. Bisa-bisanya Nick merasa tidak puas untuk servis yang sudah dilakukan semaksimal mungkin.

"Dengan siapa kau merasa puas?"

"Tidak ada. Kepuasan akan ku dapat setelah melihat lawan bercinta ku tidak bisa jalan keesokan harinya."

Loanna melepas tangan yang tadi bertengger dileher, wajahnya berubah dari yang semula cemberut menjadi ketakutan.

"Kau sedang bercanda?"

"Aku serius Anna,"

Mendengar Nick mengatakan itu membuat seluruh bulu romanya berdiri, Nick serius dalam hal apa pun sehingga kemungkinan dia bercanda hanya satu persen.

"Cepat bersihkan tubuh mu, kita akan sarapan diluar seperti kemarin."

"I--iya."

Loanna bergegas masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan sisa percintaan semalam karena aroma parfum maskulin itu sangat menyengat indera penciuman.

Didalam kamar mandi, Loanna menatap tubuh bagian belakang melalui pantulan kaca. Sebagian tubuh terdapat lebam kemerahan dan sebagian lagi tercetak bekas cambukan. Ia membasuh lebam itu menggunakan shower dan rasanya sangat sakit. Apalagi air yang dipakai sedikit panas hingga membuatnya meringis.

"Oh shit!"

Mungkin Loanna tidak ingin lagi melakukan sex ekstrem, selain lelah dia juga tidak mau ada luka dibagian tubuh.

Sepuluh menit berlalu, Loanna menyelesaikan mandi dengan singkat. Hal itu karena tubuhnya tidak bisa terlalu lama terkena air. Ia harus segera mengoleskan salep pereda nyeri sebelum membiru.

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang