39. Pregnant

4K 82 30
                                    

Setelah mengirim email pada Nick, Justin mendudukkan bokong pada kursi sambil otaknya terus berfikir. Tentang rentetan kejadian dimana Loanna ditemukan sendirian dihalte lalu lebam pada tangannya membuat Justin yakin Nick adalah dalang dibalik kekacauan ini.

Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apa tujuan Nick menyiksa Loanna? Apa karena Loanna tidak menuruti perintah Nick? Atau ada alasan lain? Justin tahu betul sifat Loanna yang tidak pernah patuh pada siapa pun kecuali orang tuanya dan Nick yang memiliki sifat pemaksa dan egois. Bisa saja itu menjadi penyebab utamanya.

"Jika memang benar, bisa dipastikan hubungan Anna dan Nick lebih dari seorang bos dan karyawan." lirih Justin.

Tok..tok..tok...

"Baby, kau masih disini?" Solena muncul secara tiba-tiba disaat Justin sedang banyak masalah. Ia hanya bisa menghela nafas berat.

"Solena aku minta maaf,"

"Untuk?"

"Aku tidak bisa menemani mu periksa kandungan."

Wajah Solena langsung berubah, dari yang ceria mendadak cemberut. Pasalnya semenjak dinyatakan hamil hingga detik ini, Justin tidak pernah menemaninya periksa kehamilan. Solena selalu melakukannya sendiri.

"Ada masalah darurat, ada pasien luka tembak yang harus segera dioperasi."

"Tapi masih ada dokter lain yang sama hebatnya dengan mu kan?"

"Mereka sedang sibuk," Justin memegang tangan Solena juga ditatap wajah yang cemberut itu, "Maafkan aku selalu membuat mu kecewa,"

"Baiklah, aku menunda pemeriksaan hingga kamu selesai operasi."

Justin ingin menolak tetapi dia tidak lagi memiliki alasan, "Ya, kamu istirahat saja disini. Aku segera kembali."

"Hmm."

Justin lalu pergi meninggalkan Solena seorang diri berteman dengan kesepian.

"Ayo Solena kamu tidak boleh sedih. Itu sudah menjadi kewajiban Justin sebagai seorang dokter. Kamu harus siap ditinggal kapan saja karena pasien lebih membutuhkannya."

Solena tidak bisa tidak menangis, dia terlalu lelah menghadapi suaminya yang tidak pernah memberikan sedikit saja perhatian.

Sebenarnya Justin berbohong, dia tidak akan mengoperasi pasien melainkan pergi ke kantor Nick. Kejadian hari ini tidak bisa sampai ketelinga Solena, bagaimana pun ini rahasia rumah sakit karena keteledoran pihak rumah sakit sehingga tidak menyadari adanya penyusup yang membawa kabur pasien.

Justin akan mengurus kekacauan ini sendiri tanpa melibatkan siapa pun. Sebagai seorang dokter juga anak dari pemilik rumah sakit, Justin bertanggung jawab penuh.

Setelah hampir setengah jam ditinggal sendirian, pintu terbuka dari luar. Solena tersenyum senang dan bergegas menyambut suaminya.

Harapannya salah, orang yang baru datang itu bukalah Justin melainkan Marteen Pierce, mertuanya.

"Dadd,"

"Solena, kamu disini?"

Solena mengangguk,

"Dimana Justin?"

"Ada diruang operasi."

Marteen mengerutkan kening, melihat masih banyak dokumen dimeja yang belum selesai tapi Justin sudah pergi. Tidak biasanya Justin meninggalkan meja dalam keadaan berantakan.

"Ada pesan untuknya? Biar nanti aku sampaikan dad,"

"Oh tidak perlu, ya sudah kamu istirahat saja disini kalau membutuhkan sesuatu panggil perawat."

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang