14. 18+ new office

9.7K 92 4
                                    

"Anna,"

Pria itu menarik tubuh Loanna dan memeluknya erat, pelukan kerinduan yang selama ini ditahan. Berbeda dengan sang pria, Loanna hanya bisa diam tidak membalas pelukan itu. Hati dan pikirannya berjalan tidak seimbang. Hatinya mengatakan rindu tetapi pikirannya menolak, ini tidak benar. Pria yang ada didepannya adalah mantan kekasihnya, Justin.

Justin melepas pelukan meletakan kedua tangan pada bahu. Ditatapnya lekat-lekat wajah cantik dengan polesan makeup tipis, tidak ada yang berubah gadis cantik ini masih tetap Loanna yang Justin kenal.

"Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan," ucap Justin.

Berbeda dengan Loanna yang masih diam, dari ujung matanya melihat cincin yang tersemat dijari manis. Ini tidak benar, Justin sudah memiliki istri jika orang lain melihat mereka berduaan semua akan jadi salah paham. Loanna melepas tangan Justin dari pundaknya, "Justin maaf,"

"Ssttttttt," Justin meletakan jari pada bibir Loanna, ia tidak ingin Loanna berkata apa pun. Cukup dengan posisi seperti ini mampu mengobati kerinduan.
"Hari dimana kelulusan mu aku ada disana tetapi teman-teman mu tidak ada yang tahu keberadaan mu. Kamu bersembunyi dimana Anna?"

"Justin..."

"Ssttttttt, aku hanya ingin kamu tahu sampai kapan pun aku tetap mencintai mu."

"Justin stop! Kita tidak bisa seperti ini, kau sudah beristri."

Justin menghela nafas kasar, Loanna benar tidak seharusnya Justin bersikap demikian. Ia telah memiliki istri yang harus dijaga perasaanya tetapi pernikahannya dengan Solena tidak pernah Justin impikan seumur hidup.

"Maafkan aku Anna," Justin kembali memegang kedua tangan Loanna tetapi gadis itu melepasnya dengan kasar.

"Anna ku mohon,"

Plak... Satu tamparan mengenai pipi, Loanna menampar Justin disaat tangannya ditarik paksa. Ia berhasil kabur tetapi Nick tiba-tiba berdiri didepan pintu.

"Are you okay?"

Loanna mengangguk, wajahnya ketakutan dan terus melihat kebelakang. Tak berselang lama Justin keluar memegang pipi bekas tamparan. Tatapan kebencian kembali beradu antara Justin dan Nick, dari sorot keduanya terlihat api permusuhan hingga Loanna menarik tangan Nick pergi dari sana.

Nick membawa Loanna pergi dari tempat pesta, dilihat dari perubahan wajah sepertinya Loanna tidak nyaman. Mobil pun melaju membelah jalanan kota malam hari, sepanjang jalan tidak ada obrolan apa pun baik Nick dan Loanna sama-sama berperang dengan pikiran masing-masing.

Sampainya dirumah, keheningan masih menyelimuti keduanya tidak ada yang mau memulai obrolan. Nick berjalan lebih dulu disusul Loanna dibelakangnya. Sebenarnya mereka sama-sama tahu ada suatu hal yang membuat keadaan menjadi canggung. Apa karena kehadiran Justin?

Langkah panjang Nick mulai menaiki tangga hingga didepan pintu ia menoleh dimana Loanna juga berada dibelakang.

"Siapa pria yang bersama mu ditoilet?"

Loanna menghentikan langkah, matanya mengerjap karena sejak tadi tatapannya kosong.

"Kau mengenalnya?" tanya Nick lagi.

Loanna menggeleng, "Saya tidak tahu tuan, pria itu tiba-tiba menarik tangan saya lalu saya menamparnya."

Nick hanya ber-oh ria dia lalu membuka pintu dan menutupnya cukup keras.

Huft.. Loanna bisa bernafas lega sekarang. Akhirnya ia bisa menampakkan wajah asli tanpa berpura-pura lagi didepan Nick. Loanna melepas semua aksesoris yang menempel ditubuh tersisa hanya long dress yang masih menempel. Saat ini ia tengah duduk menatap cermin dengan pikiran kosong.

El Salvador (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang