TDLB 27 🐦

1.4K 150 6
                                    

****
Tiada bosan-bosannya daku mengingatkan dikau untuk meluangkan secuil waktu dikau yang berharga itu, untuk memberikan vote dan komen di cerita ini. Semoga, dikau sehat selalu dan murah rejeki😇

 Semoga, dikau sehat selalu dan murah rejeki😇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Camila memandang kosong ke arah depan. Meski dua orang lelaki tengah berusaha merayunya, ia tetap merasa semua ini membosankan. Sudah berapa lama seperti ini? Tanpa sadar ia tidak pergi ke tempat hiburan setelah mendengar kabar seorang mainannya mati.

Haaaahhh.... ia bosan.

"Kalian benar-benar tidak berguna." gumam Camila.

Ia muak dengan Servian. Pria itu seperti batu. Bahkan sekarang terang-terangan menatapnya dengan tatapan jijik. Memangnya ia virus? Menurutnya pria sok suci dan dingin seperti Servianlah yang menjijikkan. Ia tidak tahan lagi. Tapi ia harus menikah dengan keparat itu.

Camila berdiri, ia meninggalkan kamar itu begitu saja.

Rencana pernikahannya memang belum jelas tanggalnya. Tapi itu sudah pasti tahun depan. Ia hanya perlu menikah dengan Servian untuk mendapatkan tambang itu kan? Selain itu ia juga akan mendapatkan gelar Duchess. Tidak buruk sebenarnya. Keluarganya akan mendapatkan tambang, dan ia mendapatkan gelar Duchess. Status sosialnya akan menjadi lebih tinggi.

Sayang sekali, padahal Rayyan bisa saja menjadi selirnya nanti. Bocah itu memiliki wajah yang tampan dan dia juga penurut. Sangat sesuai dengan selera Camila. Kenapa dia harus mati secepat ini?

"Sudah 5 bulan berlalu dan aku masih memikirkannya. Semoga kau tidak tenang di surga sana, Rayyan." gumam Camila. Ia kembali ke mansionnya. Hari ini moodnya sedang buruk sekali. Jadi ia bisa menghukum seseorang tanpa alasan seperti yang sudah-sudah.

Tiba di mansion keluarga Tillery, Camila segera berjalan menuju kamarnya. Tak lama kemudian, seorang pelayan mengetuk pintu kamarnya. Marquess Tillery ingin berbicara dengannya.

"Ada apa Ayah memanggil saya?" tanya Camila begitu ia berdiri di depan sang ayah, di ruang kerjanya.

"Hahh, aku baru saja menemukan tanggal yang tepat untuk pernikahanmu. Tahun depan, bulan Maret, tanggal 3."

Camila menaikkan sebelah alisnya. Mengapa ayahnya tiba-tiba membicarakan soal ini?

"Camila, Duke bukan orang yang mudah. Tambang itu juga sepertinya sulit. Tapi jika mereka mau memberikan Isadol sebagai gantinya, aku tidak masalah." Jika itu Isadol, itu adalah daerah di sebelah Andres. Tepatnya sebuah kota kecil di pinggiran duchy yang memiliki pelabuhan. Ada dua jalan yang bisa ditempuh untuk tiba di Isadol, yaitu melalui Andres atau memutar melalui wilayah kekuasaan Marquess Tillery. Jika Isadol bisa mereka kuasai, maka itu juga sama saja dengan menghemat biaya untuk keluar masuk pelabuhan. Meski tidak mendapat tambang, tidak masalah.

"Jika mereka tidak mau memberikan Isadol, maka mereka tidak punya pilihan lain selain memberikan tambang." Marquess mengusap dagunya. Rencananya pasti akan berhasil.

The Duke's Little BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang