****
Kerja kelompok, di warung ramen.
Pembaca yang elok, jangan lupa vote dan komen. 🫡😘***
Tidak terhitung sudah berapa kali Rayyan menghela napas. Ia marah dan kesal karena Servian membohonginya. Mentang-mentang pria itu sudah menghadiahkan sebuah topi padanya, jadi dia pikir bisa berbuat seenaknya? Ya, sayangnya begitu. Servian bisa berbuat seenaknya karena dia bangsawan dan Rayyan hanyalah rakyat jelata yatim piatu yang kebetulan menjadi anak angkat Baron Lopez.
"Matamu sudah mau lepas, karena kau terus memelototiku." Servian dengan entengnya mengatakan itu saat Rayyan sedang menahan diri supaya tidak berteriak.
"Anda bilang tidak akan menjadikan saya wanita penghibur kan?"
Servian mengangguk.
"Lalu sekarang apa?"
Servian melihat penampilan Rayyan dari atas hingga bawah. Sebuah rambut palsu yang waktu itu pernah Rayyan pakai, lalu gaun sederhana berwarna biru tua dan hijau tua berleher tinggi dan berlengan panjang. Rayyan terlihat cantik dan dewasa dengan tipe gaun seperti ini.
Jangan ditanya bagaimana perasaan Servian saat ini. Ia merasa puas karena Rayyan seolah memberi makan pada egonya. Benar, ia merasa senang melihatnya. Apakah dia tidak normal? Tapi Servian pikir dia tidak menyukai laki-laki. Ya, dia tidak menyukai laki-laki. Tapi kenapa dia merasa tertarik pada perempuan sekarang? Bukankah sebelumnya ia bahkan membenci perempuan?
Ketika mempertanyakan itu pada dirinya sendiri, Servian menemukan jawabannya dengan cepat. Dia tidak menyukai laki-laki, dia menyukai perempuan. Tapi bukan sembarang perempuan. Karena nyatanya dia hanya menyukai sosok Rayyan yang berpenampilan perempuan. Dan otaknya menolak mengakui bahwa Rayyan adalah laki-laki. Ini rumit. Ini benar-benar membuat Servian merasa bingung. Ia bahkan berpikir bahwa dirinya penyuka sesama jenis.
"Kau tidak akan menjadi wanita penghibur sekarang. Tapi menjadi istriku."
Seketika wajah Rayyan menjadi merah padam. Bahkan jika rambut palsunya disibak, telinganya juga ikut memerah. Bagaimana bisa Servian berkata seperti itu dengan santainya? Padahal di satu sisi, Rayyan sudah sangat berdebar.
"Ma-maksud Anda apa? Saya laki-laki." kata Rayyan.
"Ini adalah sebuah penyamaran. Tidak masalah meski kau laki-laki. Lagipula, kau nampak seperti perempuan sungguhan."
"Apa Anda tidak masalah berdekatan dengan perempuan?" Servian menatap Rayyan dan tidak langsung menjawab. Tapi kemudian Rayyan menjadi salah tingkah dan mengoreksi perkataannya, "maksud saya, meski saya laki-lali, tapi sekarang saya seperti perempuan. Apa Anda tidak masalah? Anda kan tidak suka berdekatan dengan perempuan." Rayyan juga penasaran dengan jawabannya. Terutama karena ia pikir, ia dulu sempat memiliki angan untuk menjadi perempuan bagi Servian. Yah, tapi semakin dewasa, ia rasa angan itu hanyalah sekadar angan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Little Bird
Ficción históricaUNTUK PEMBACA 18+ OKEYYY... > 🐦 Renatta, gadis kecil yang ceria dan pemberani meski hidupnya tak mudah untuk dijalani. Ia terpaksa menjadi laki-laki dan mengubah namanya menjadi Rayyan supaya bisa masuk ke kediaman Duke Askary untuk bekerja. Kata o...