****
***
Renatta dan Allen mengunjungi rumah milik Ibu Leah segera setelah wanita itu kembali mendapatkan kekuatan. Ia merasa seluruh tenaganya ikut terkuras akibat tekanan batin dan mental yang bertubi-tubi selama beberapa hari ini. Ingatan yang hilang dan kembali ternyata membuatnya tak lantas merasa lebih baik.
Setelah Renatta dapat mengingat sebagian besar kejadian di masa lalu sebelum ia jatuh dari atas tebing, Servian mencocokkan temuan kerangka manusia di atas tebing yang diperkirakan sebagai tempat Renatta jatuh. Renatta mencoba menggali ingatannya lebih jauh lagi dan setelah Servian mendengar keterangan dari wanita itu, semuanya jadi masuk akal dan benar. Kerangka itu dipastikan milik Leah.
Servian harus pergi ke luar kota untuk menyelesaikan beberapa urusan. Jadi pria itu mempercayakan Renatta pada Allen. Setibanya di rumah Leah, wanita itu menjadi ragu. Namun kemudian ketika seorang wanita tua keluar dari dalam rumah, Renatta segera tersenyum dan berjalan menghampirinya.
"Saya merasa senang sekali karena teman Leah datang berkunjung. Tapi Leah sedang bekerja dan tidak dapat pulang untuk beberapa waktu."
Wajah Renatta seketika menjadi sendu. Ia menggigit pipi bagian dalamnya dan berusaha tersenyum walau berat.
"Leah adalah orang yang baik sehingga saya berpikir kami sudah seperti kakak dan adik." ucap Renatta.
"Anak itu bekerja keras siang dan malam tanpa mengenal lelah. Dan ia juga harus membiayai pengobatan orang tua ini. Sekarang saya sudah sembuh." Ibu itu tersenyum lembut. Wajahnya juga terlihat segar meski usianya sudah tak muda lagi.
"Jika Nona bertemu dengannya, saya harap Nona menyampaikan pesan saya. Tak apa jika dia ingin istirahat, karena setiap orang pasti merasakan lelah, dan setiap orang juga berhak untuk beristirahat."
Hingga pulang, Renatta tak mengatakan apapun. Ia tak sanggup mengatakan bahwa Putri yang selalu ia tunggu sudah tiada. Leah benar-benar beristirahat. Gadis muda itu mengorbankan nyawanya untuk seseorang seperti dirinya. Bagaimana bisa Renatta tidak merasa hancur?
"Apa ada tempat lain yang ingin Nona kunjungi?" tanya Allen.
Renatta menggeleng. Dan mereka pun kembali ke mansion.
***
Renatta menutupi wajahnya dengan sebuah buku ketika Servian keluar dari kamar mandi hanya dengan selembar handuk melilit pinggangnya. Wajah wanita itu otomatis memerah karena entah kenapa ia terlihat seperti wanita cabul yang gemar melihat pria bertelanjang dada. Tapi sungguh, ia merasa biasa saja melihat Robin berkeliaran dengan perut dan dada terumbar tanpa malu. Ia juga tak merasakan apa-apa ketika Kaisar yang tampan dan muda dengan tubuh bagus itu tak mengenakan pakaian atasnya karena luka yang masih basah. Tapi, lain ceritanya jika pria gila dan cabul ini yang melakukannya. Ia pikir, ia akan merasa bersalah karena telah menusuk dadanya dengan belati, namun ternyata tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Little Bird
Fiction HistoriqueUNTUK PEMBACA 18+ OKEYYY... > 🐦 Renatta, gadis kecil yang ceria dan pemberani meski hidupnya tak mudah untuk dijalani. Ia terpaksa menjadi laki-laki dan mengubah namanya menjadi Rayyan supaya bisa masuk ke kediaman Duke Askary untuk bekerja. Kata o...