***
***"Aku ingin makan lobster. Katanya lobster di sini rasanya enak."
"Kediaman Askary selalu mendatangkan bahan makanan terbaik."
"Aku tahu. Tapi apa ya? Cita rasanya lain. Lebih tradisional dan khas. Aku ingin merasakannya."
"Baiklah."
Renatta menggamit lengan Servian dengan riang gembira setelah mereka meninggalkan mercusuar. Ada banyak restoran masakan laut di pinggir pantai. Beberapa puluh meter dari dermaga. Renatta kebingungan memilih restoran mana yang hendak dia masuki.
"Apa kau ada pendapat?" Renatta mendongak, menatap suaminya yang tinggi menjulang itu.
"Bagaimana kalau yang itu." Servian menunjuk sebuah kedai seafood sederhana yang cukup ramai.
"Ayo masuk." Renatta berjalan cepat, sedikit menarik tangan Servian karena pria itu berjalan lebih lambat darinya.
Di restoran itu, menu yang disediakan sangat beragam rupanya. Hampir semua hewan laut mereka olah menjadi menu yang menggugah selera.
"Pilih yang kau inginkan." Bahkan tanpa Servian suruh, Renatta segera memesan beberapa menu yang menurutnya enak. Ia juga memesan dua jenis minuman karena cuaca sedikit panas.
Begitu pesanan datang, menunya hampir memenuhi meja mereka yang lumayan besar. Melihat semua itu, senyum Renatta langsung merekah. "Bagaimana kau akan menghabiskannya sekarang?" tanya Servian.
"Kau kan juga ikut makan." Servian menggeleng cepat. "Kenapa?" Renatta langsung panik.
"Aku tidak suka. Masakan laut."
Oh my god! Renatta menepuk dahinya cukup kencang hingga kulitnya memerah. "Kenapa kau tidak mengatakannya? Kita kan bisa pergi ke tempat lain."
Servian terkekeh. "Aku tidak masalah, asal kau makan dengan lahap. Cepat... kau harus segera memakannya sebelum semuanya dingin."
Bibir Renatta melengkung ke bawah. Tapi kan akan aneh jika dia makan sendiri dan Servian hanya melihatnya. Wanita itu memakan sup ikan di hadapannya dengan ekspresi sedih seolah-olah di depannya terbaring hewan peliharaannya yang mati. Di tambah lagi, ia memasukkan makanannya banyak sekali hingga pipinya menggembung seperti hamster. Jika saja tidak sedang berada di restoran, mungkin Servian akan tertawa terbahak-bahak sekarang. Hanya Renatta yang makan banyak makanan enak sambil menangis.
"Maafkan aku." Renatta memeluk lengan Servian setelah mereka keluar dari restoran. Ia sebenarnya kekenyangan, tapi Servian pasti sedang kelaparan sekarang. "Ayo cari makanan enak untukmu." ajak Renatta.
Servian menggeleng, "aku tidak lapar. Tapi, sebagai gantinya..." Senyuman Servian berubah mencurigakan. Membuat Renatta menelan ludah.
"M-mau apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Little Bird
Historical FictionUNTUK PEMBACA 18+ OKEYYY... > 🐦 Renatta, gadis kecil yang ceria dan pemberani meski hidupnya tak mudah untuk dijalani. Ia terpaksa menjadi laki-laki dan mengubah namanya menjadi Rayyan supaya bisa masuk ke kediaman Duke Askary untuk bekerja. Kata o...