TDLB 70 🐦

771 75 11
                                    

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Untuk sesaat, Kaisar Evan terdiam karena cukup terkejut. Ia memang berasumsi bahwa pria berusia 30 tahun ini hendak melamar adik pertamanya, akan tetapi tetap saja mendengarnya langsung membuatnya terkejut.

Kaisar baru merespon setelah beberapa detik berlalu. Pria itu tentu saja meresponnya dengan baik. Menurutnya, Raja Calea adalah sosok yang bijak dan penuh tanggungjawab. Ia pasti bisa membahagiakan adiknya yang selama ini ia jaga dengan baik. Tapi, tetap saja, ia harus menanyakan pendapat Rosella terlebih dahulu.

"Sebagai seorang kakak, aku merasa sangat tersentuh dengan keberanian Anda mengatakan hal itu. Aku pikir ini langkah yang baik dan sebuah kehormatan untuk Rosella. Namun, aku tetap harus membicarakan hal ini dengannya. Jadi, apa Anda bersedia menunggunya?" tanya Evan.

"Saya mohon maaf apabila ini terasa lancang. Tentu saya akan menunggunya. Namun, saya juga ingin berpesan pada Putri Rosella, bahwa saya menunggu keputusan terbaik darinya." Evan sedikit mengerutkan keningnya. Pemikiran polosnya beranggapan bahwa Raja Calea sangat tergila-gila dengan adiknya yang cantik jelita hingga terkesan memaksa seperti ini. Tapi ia merasa maklum. Cinta kan tidak bisa diterka akan hadir untuk siapa.

"Baiklah, tentu saja aku akan menyampaikan hal ini juga."

Mereka melanjutkan pembicaraan mengenai kerjasama antara dua kerajaan tersebut. Selain itu, Raja Calea juga akan tinggal di istana sebagai tamu kehormatan Kaisar Welbern selama 1 minggu lamanya.

Esok harinya, kabar mengenai lamaran Raja Calea yang ditujukan untuk Putri Rosella menyebar dengan cepat. Ini berkat keahlian Kaisar dan para pelayan putri menyebarkan informasi. Dalam sekejap, orang-orang di seluruh istana mengetahui hal ini. Ketika mendengar berita ini, Rosella langsung bergegas ke Istana Matahari untuk menemui Kaisar. Evan sudah menduga bahwa Rosella akan datang begitu mendengar soal lamaran itu. Ia tidak perlu repot-repot memanggilnya kalau begini.

"Maafkan kelancangan saya karena memaksa untuk bertemu dengan Anda, Baginda." Mendadak Rosella jadi bersikap sopan dan formal pada sang kakak. Itu membuat Evan nyaris tergelak. Apalagi ekspresi serius Rosella, sungguh lucu.

"Tapi saya harus menyampaikan hal ini pada Baginda. Saya, Putri Rosella, tidak menginginkan lamaran dari mana pun. Saya tidak akan menikah." ujar Rosella langsung pada intinya. Ia sudah kesal setengah mati melihat wajah Evan yang sejak tadi menahan tawa itu. Sungguh disayangkan karena ia tak dapat memukulnya.

"Oh, mengapa kau tidak ingin menikah?"

"Karena saya sudah cukup nyaman dengan kehidupan saya. Saya juga tidak ingin membebani pikiran saya dengan hal-hal seperti pernikahan. Memangnya semua orang harus menikah?" Rosella menatap Evan dengan tatapan tajam.

"Rosella, aku hargai pendapatmu. Akan tetapi, kehidupan seorang bangsawan, terlebih anggota keluarga kekaisaran, memiliki beberapa aturan tidak tertulis yang seharusnya kau pahami. Menikah, menjalin relasi, memberikan keturunan, dan membangun sebuah kerjasama. Ini bahkan sangat sulit sekalipun untukku. Bukankah kau mengetahuinya?" kata Evan dengan lembut. Ia tidak ingin memaksa adiknya sebenarnya, namun jelas gadis muda ini belum sepenuhnya paham bagaimana tugasnya sebagai putri kekaisaran selain untuk urusan politik.

The Duke's Little BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang