****
***
Robin mengajak bicara Evan setelah mereka selesai makan malam. Ia pada awalnya bertanya pada Evan kapan rencananya pria itu akan meninggalkan rumahnya. Ia bahkan menawarkan diri untuk mengantar Evan kembali jika pria itu akan segera kembali.
Tapi Evan tidak menjawab pertanyaan itu. Ia justru berkata ingin menghabiskan waktu sedikit lagi di rumah sederhana yang ada di pinggiran hutan itu. Suasananya nyaman, jadi Evan merasa betah. Ia juga berkata akan membayar biaya sewa ketika ia kembali nanti.
"Kami tidak menginginkan uang Anda. Saya hanya bertanya-tanya mengapa Anda tidak segera kembali padahal sudah sehat. Saya juga tidak mengerti mengapa Anda memilih melatih Adik saya bela diri. Ia adalah seorang wanita." kata Robin terus terang.
Evan paham mengapa reaksi Robin sangat keras padanya. Bahkan Robin kini terlihat tidak menutupi rasa tidak sukanya. Tapi apa boleh buat, ia merasa perlu untuk mengajari Marine tentang cara menggunakan pedang walau sedikit. Ia juga harus segera kembali ke istana.
"Saya menawarkan beberapa hal pada Nona Marine, dan ia memilih untuk mempelajari cara menggunakan pedang dari saya. Saya itu sesuatu yang akan dia perlukan. Bukankah berbahaya jika tiba-tiba ada seekor binatang buas yang menerjangnya?" ucap Evan tenang.
Evan yang santai tidak mudah terprovokasi. Ia hanya berusaha membuat Robin lebih tenang.
"Tetap saja, ada saya yang akan melindunginya. Dia adik saya." kata Robin bersikeras.
Evan tersenyum, "saya merasa Nona Marine bukan adik kandung Anda." Robin mengepalkan tangannya melihat senyum Evan.
Argh, tapi ia juga tak bisa mengelak. Apa Marine memberitahu pria ini?
"Saya mohon maaf, saya akan kembali ke tempat asal saya setelah mengajari Nona Marine sedikit keterampilan berpedang. Saya juga akan tetap membalas kebagian Tuan dan Nyonya Eddy karena telah menolong saya." Setelah itu, Evan pamit untuk masuk ke dalam rumah. Sementara Robin masih berdiri di tempatnya dengan pikiran rumit.
Apa ia yang terlalu berlebihan, seperti kata ibunya?
Jujur saja sekarang Linda sudah tak lagi mengomel karena Marine memilih untuk menjadi pemburu seperti Robin dan Eddy. Ia awalnya merasa khawatir, tapi ia juga tak bisa mengekang Marine. Robin baru menyadari itu. Ketika ia melihat Linda tidak keberatan jika Marine memegang pedang.
"Haaa... jika begini, aku takut Marine marah padaku." gumam Robin.
Di dalam rumah, Marine duduk di ruang tengah, mempelajari beberapa tanaman herbal untuk membuat teh herbal. Ada beberapa jenis tanaman yang bisa digunakan untuk membuat teh. Linda menerangkannya satu persatu.
"Jika kau hendak membuat teh, kau bisa mempertimbangkan tanaman-tanaman ini. Yang memiliki daun berbentuk bulat dengan ujung runcing ini, nama Linden. Lalu jika daunnya lebih kecil-kecil dan terdapat bunga-bunga bulat kecil berwarna coklat seperti ini, namanya Tulsi. Jika menambahkan daun mint, rasanya juga akan menjadi lebih segar. Atau kau dapat memasukkan irisan dan perasan buah lemon." Linda menunjukkan daun-daun yang masih segar, dan menunjukkan bila daunnya sudah berubah kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Little Bird
Ficción históricaUNTUK PEMBACA 18+ OKEYYY... > 🐦 Renatta, gadis kecil yang ceria dan pemberani meski hidupnya tak mudah untuk dijalani. Ia terpaksa menjadi laki-laki dan mengubah namanya menjadi Rayyan supaya bisa masuk ke kediaman Duke Askary untuk bekerja. Kata o...