TDLB 41 🐦

1K 116 17
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Darah keluar dengan cepat dari luka yang timbul akibat benturan antara kepala Renatta dengan batu yang tak jauh dari tempatnya tergeletak saat ini. Begitu keras hingga membuat wanita itu jatuh tak sadarkan diri beberapa detik setelah terkapar.

Darah bukan hanya mengalir di kepalanya, namun juga di beberapa bagian tubuhnya. Dan kini yang paling mencolok mungkin darah yang mengalir membasahi rok bagian bawahnya.

Beberapa menit berselang, terdengar langkah kaki cepat. Ternyata itu adalah langkah kaki seekor anjing hitam. Ia berdiri di dekat tubuh Renatta dan menggonggong dengan keras berkali-kali. Mungkin maksudnya hendak membangunkan Renatta, atau yang lainnya.

Namun tetap saja, tubuh Renatta tak bergerak. Ia diam bagai raga tak bernyawa. Setelah ribut menggonggong, anjing itu mendadak berlari menjauh. Anjing hitam itu menghampiri seorang pria paruh baya dan menggonggong berkali-kali sembari berputar.

"Ada apa? Apa kau menemukan binatang buruan?"

Tak seperti biasanya, anjing bernama Max itu tidak merespon dengan baik perkataan sang pemilik. Ia malah seperti tengah memberitahukan sesuatu.

Anjing itu berlari meninggalkan sang pemilik, sehingga mau tak mau pemiliknya juga jadi penasaran mengapa anjingnya seperti itu. Ia mengikuti Max yang berlari ke arah tebing. Betapa terkejutnya ia saat melihat seseorang terbaring di bawah tebing dengan berlumuran darah. Ia mendekati wanita muda itu dan mendekatkan jarinya di dekat hidung wanita itu. Napasnya masih terasa, namun sangat samar. Begitupun juga dengan denyut nadinya.

"Masih hidup." Pria paruh baya itu segera membawa wanita itu setelah memastikan tak ada yang patah dari tulang-tulangnya. Akan sangat berbahaya jika menggendong seseorang yang mengalami kecelakaan hingga patah tulang.

"Max, ayo kembali." ucap pria itu. Ia dengan sabar menggong wanita asing yang keadaannya sangat memprihatinkan itu. Ia menduga, wanita muda ini jatuh dari atas sana. Untung saja Max segera menemukannya. Bisa-bisa ia kehilangan banyak darah jika dibiarkan lebih lama lagi.

Ketika tiba di rumah, istrinya yang tengah menjemur herbal terkejut bukan main melihat suaminya membawa seorang wanita dengan darah dimana-mana.

"Edd, siapa wanita muda ini?" Pria bernama Eddy Lamiardo itu menggeleng. "Cepat baringkan di dalam. Kita harus menghentikan perdarahannya." Eddy mengangguk.

Wanita itu meletakkan keranjang penuh herbal yang sebelumnya ia bawa. Ia juga bergegas masuk ke dalam rumah sederhana yang ada di tengah hutan itu.

"Keadaannya lemah sekali." Wanita bernama Linda itu memeriksa kondisi tubuh Renatta. Ia mengerutkan keningnya saat melihat darah mengalir di antara paha Renatta. "Ya Tuhan, tampaknya dia sedang mengandung."

"Mustahil bayinya selamat." ucap Eddy.

Linda mengangguk. Namun ia akan memeriksanya juga. Setelah memastikan bahwa kondisi kandungan Renatta tak dapat diselamatkan, Linda selanjutnya membersihkan darah yang ada di tubuh Renatta. Lalu suaminya membuat ramuan herbal untuk diminum dan dioleskan pada luka Renatta.

The Duke's Little BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang