TDLB 13 🐦

1.4K 147 15
                                    

****
Ingat ya readers, jgn lupa minimal vote. Ketahuan bgt tahu kalo ga vote. Misal nih, yg baca 20 orang trs yg vote cuma 7 orang. Helllooooowww, apakah kalian ga suka sama ceritanya???? Beritahu aku plsss. Kalo ada yg kurang bagus biar aku bagusin semaksimal mungkin.

Kek cerita orang lain lah, tiap paragraf dikomen. Aku pengen kek gitu😔

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Servian memutar-mutar pena yang ada di tangannya. Ketika Allen dan Edgar meninggalkan ruang kerja, Servian menahan Rayyan dan menyuruh anak itu tetap duduk. Tapi hingga hampir 20 menit berlalu, Servian hanya memutar-mutar penanya tanpa mengatakan apapun.

"Tuan, apa ada yang ingin Anda katakan?" tanya Rayyan. Dia juga ingin segera istirahat. Walau sebentar.

"Kau mau pergi?"

Rayyan mengangguk.

"Kau lupa kalau tugasmu adalah di sisiku?"

Rayyan kembali jadi serba salah. "Saya ingin istirahat sebentar." Tapi ia tetap mengatakan ini walau Servian akan memarahinya.

"Kau selalu pandai bicara. Tugasmu adalah melayaniku. Kalau aku belum istirahat, apa pantas kau istirahat lebih dulu?"

"Tapi kan sejak tadi Anda hanya diam saja."

"Hah." Servian menghela napas. "Katakan apa yang sudah kau dapatkan. Kau tidak hanya bermain-main saat bersama dengan Camila kan?"

Rayyan mendengus. Mana bisa dia bermain-main? Apa Servian tidak bisa melihat seberapa buruknya sikap Camila?

"Saya tentu tidak bisa melakukannya. Nona Camila tidak akan membiarkannya."

Lalu, Rayyan mendekat dan mengatakan apa yang Camila titahkan padanya tadi. Reaksi di wajah Servian tidak terlalu terkejut seperti dirinya tadi. Bahkan, Servian terlihat biasa saja. Apa lelaki ini sudah menduga hal ini?

"Anda, akan mengizinkan saya keluar bersama Nona Camila?" tanya Rayyan.

"Tentu saja. Menurutmu?"

"Menurut saya juga begitu."

"Wanita sepertinya tidak akan mungkin tahan dengan diriku. Jadi aku tidak terlalu terkejut."

"Bukankah itu akan merusak reputasi Askary nantinya?"

Servian tidak menjawab. Jika itu ayahnya, pasti akan langsung murka. Tapi tidak dengan dirinya. Servian tidak terlalu memusingkan masalah reputasi. Malah, dirinya cenderung tidak peduli. Ia hanya melakukan segala hal yang membuatnya tertarik dan merasa terhibur. Melihat Camila dan keluarganya bergelung di tengah lumpur pasti akan sangat menyenangkan.

"Kau tidak perlu memikirkannya. Tugasmu hanya mencari informasi tentang Tillery." kata Servian memperingati.

"Baik Tuan."

The Duke's Little BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang