6. Ratu Primadona di Antariksa

1K 95 18
                                    

Hai guys aku up lagi ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai guys aku up lagi ya. Jangan lupa buat vote dan komen🤗🥰❤️✨

Happy Reading ❤️




"Jadi apa alasan kalian berantem?" Bu Maya masih berbaik hati berbicara lembut. Padahal sebenarnya, dia sudah geram untuk menendang murid nakalnya ini satu persatu.

"Dia mancing emosi saya bu," sahut Angkasa pertama kali.

"Tapi saya cuma berbicara fakta, bu. Sekolah kita bukannya melarang kelas anak-anak berandal gak disiplin kayak mereka?" tukas Gading memberi pembelaan.

"Saya setuju sama kamu, Gading," tanggap Bu Maya menimbulkan protes dari Angkasa.

"Bukannya menyampaikan suatu nasihat itu ada adabnya ya, bu? Bisa kan dengan cara yang baik-baik? Saya melakukan ini karena ada alasan. Apakah pantas kami sebagai manusia ini disebut sebagai sampah?"

Bu Maya melirik Gading penuh intimidasi. "Bener itu, Gading?"

"Tapi, bu, berbicara baik-baik sama mereka itu gak akan mempan," kekeh Gading tidak mau disalahkan.

Bu Maya menghela napas. Memang guru BK sepertinya harus dituntut esktra sabar untuk menghadapi sikap unik murid-muridnya itu.

"Tidak salah dengan menegur, tapi caranya yang kurang tepat. Angkasa, ibu juga tidak mau menyalahkan kamu. Tapi kekerasan itu bukanlah suatu solusi," terang Bu Maya yang dicerna baik-baik oleh Angkasa.

Sebenarnya, Angkasa bukanlah orang yang setemperamen itu. Tapi Angkasa juga tidak suka jika harga dirinya di injak-injak oleh mulut sampah Gading. Apalagi ini juga menyangkut kehormatannya dan seluruh anak-anak Abraxas. Sebagai ketua, Angkasa tentu tahu caranya bertindak.

"Dan untuk kamu Gading, tugas kamu itu belajar. Bukannya ibu melarang kamu buat menegur orang lain, tapi dengan cara kamu yang seperti ini akan menimbulkan keributan-keributan lain," tutur Bu Maya masih bersikap ramah.

Disisi lain, Alana sampai didepan kantor ditemani Eliza yang kini sudah berstatus sebagai teman barunya.

"Masuk aja, gue tunggu diluar, ya?" Ujar Eliza yang mendapat anggukan dari Alana.

Tanpa pikir panjang gadis itu masuk kedalam. Bukannya mencari guru yang Eliza maksud, perhatian gadis itu malah teralihkan pada Angkasa yang duduk di sofa kantor bersama dengan Gading dan Bu Maya berdiri dihadapan mereka sedang menceramahi.

Tidak lama, mata Angkasa juga tertuju pada Alana hingga tatapan keduanya bertemu. Angkasa dengan tatapan datarnya dan Alana dengan ekspresi bingung yang jelas kentara.

"Maaf, cari siapa ya, nak?" Seorang wanita paruh baya berpakaian dinas itu menyapanya dengan sangat ramah. Membuat perhatian Alana kembali teralihkan.

"Bu Layla nya ada?"

November BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang