32. Musuh Terbesar Kita

815 44 20
                                    

Hallo guys maaf untuk kesekian lagi dan lagi karena telat update huhu 😭🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo guys maaf untuk kesekian lagi dan lagi karena telat update huhu 😭🙏🏻

Semoga kalian gak marah ya:)

Semoga juga kalian suka part kali ini

Tenang kok guys, belum konflik berat. Masih ringan kok. Gak tahu part selanjutnya wkwkw

Jangan lupa buat vote dan komen ya🖤

Happy Reading 🖤



Setelah pertengkaran yang terjadi dilapangan, Pak Rayhan membawa dua siswanya ke ruang kepala sekolah. Kedua orang tua mereka juga turut di panggil. Namun yang memenuhi panggilan hanya Arga, dikarenakan orang tua siswa bername tag Samudera itu sedang dinas diluar kota.

"Silahkan masuk, pak," kata Pak Rayhan mempersilahkan saat Arga baru saja tiba.

Mata Arga sempat tertuju pada Angkasa dan juga Samudera yang sudah babak belur, sebelum memutuskan duduk pada sofa itu.

"Sebelumnya, saya selaku kepala sekolah ingin meminta maaf atas insiden yang telah terjadi," ujar Pak Abadi. Beliau menarik napas dalam sebelum melanjutkan, "Kejadian seperti ini seharusnya tidak terjadi di lingkungan sekolah kita. Namun, kita di sini sama-sama mencari solusi dan menyelesaikan masalah ini dengan baik."

Pak Abadi kemudian menoleh ke arah Pak Rayhan, guru BK yang duduk di sebelahnya. Dengan anggukan kecil, ia mempersilahkan rekannya untuk menjelaskan situasi lebih lanjut.

"Ini bukan pertama kalinya Angkasa terlibat masalah disekolah. Minggu lalu dia dan teman-teman satu gengnya menghancurkan properti dan membuat kerusuhan disini," jelas Pak Rayhan.

Rahang Angkasa mengeras. Apa maksud ucapannya tadi? Dia dan teman-temannya menghancurkan properti sekolah dan membuat kerusuhan?

"Bukan gue anj-"

"Jangan menyela, Angkasa," potong Arga. "Biar Pak Rayhan selesai bicara."

Jari-jari Angkasa terkepal. Bukan Abraxas, tapi Edgar dan anak buahnya lah yang telah membuat kerusuhan disini. Ia dan teman-temannya hanya melindungi dan memastikan keselamatan anak-anak Antariksa. Lantas, mengapa nama gengnya dibawa-bawa?

Setelah mendapat anggukan dari Arga, Pak Rayhan kembali melanjutkan. "Perilaku Angkasa semakin tidak terkendali. Dia sering membantah guru, membolos pelajaran, dan sekarang, sampai melakukan kekerasan fisik terhadap siswa tidak bersalah," lanjut Pak Rayhan membuat Angkasa emosi seketika.

Jelas-jelas Samudera bersalah. Dia membentak Alana bahkan bertindak kasar pada gadis itu, apa perbuatannya masih pantas dibela?

"Maksud bapak apa?" Angkasa berdiri sambil menekan emosi kuat-kuat. Kedua tangannya sudah gatal untuk menghajar orang sedari tadi. "Gak bersalah gimana, pak? Jelas-jelas saya lihat pakai mata kepala saya sendiri dia ngebentak dan berbuat kasar sama cewek gak bersalah didepan umum!"

November BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang