Hallo guys author up lagi✨Maaf ya part kali ini panjang banget:)
Puas-puasin hehe
Maaf aku upnya kemalaman😭🙏
Jangan lupa buat dan komen ya✨
Happy Reading 🖤
•
•
•Sudah tiga hari Angkasa dan Kala kembali menjalani hubungan. Keduanya selalu menjadi bahan perbincangan sampai sekarang. Sementara itu, Alana kembali menjalani rutinitasnya seperti biasa. Ia mulai bergabung kedalam grup nulis yang pernah Gading tawarkan hari itu.
Jika sebelumnya Alana tidak bisa bergabung karena Angkasa melarangnya, berbeda sekarang, tidak ada Angkasa yang dulu selalu membatasi kemauannya, tidak ada Angkasa yang selalu mengantar jemputnya ke sekolah. Semua tugas sudah diberikan pada anak-anak Abraxas yang lain.
Alana kembali teringat pada ucapan Angkasa beberapa hari lalu.
"Mulai sekarang yang antar jemput lo temen-temen gue. Gue gak bisa lagi selalu ngelindungi lo, Al. Jadi sebaiknya lo lindungi diri lo sendiri. Gue gak bisa terus-terusan berada didekat lo," kata Angkasa hari itu.
"Terus, yang minta kamu buat ngelakuin semua itu siapa? Lagian gak perlu repot-repot sampai suruh yang lain buat antar jemput aku. Aku bisa mandiri," tandas Alana.
"Meskipun lo nolak, gue tetap akan suruh teman-teman gue buat antar jemput dan jagain lo," Angkasa memandang Alana, kali ini dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. "Silahkan lo mau benci sama gue, marah sama gue sepuasnya gak apa-apa. Tapi, jangan pernah halangi gue buat terus mengkhawatirkan lo, Al. Meski dari jauh, gue akan tetap pastikan lo aman."
Justru hal inilah yang membuat Alana marah.
Mengapa Angkasa masih saja bersikap seperti ini disaat hatinya sudah di isi oleh gadis lain. Alana tidak membenci Angkasa atas perasaannya yang tidak terbalas, hanya saja, Alana benci pada sikap Angkasa yang seperti memaksa hatinya untuk terus jatuh cinta pada seseorang yang mustahil untuk ia miliki."Angkasa!" Suara itu berhasil mengundang perhatian Alana. Dadanya terasa sesak saat melihat Angkasa merangkul pundak Kala dan membawa gadis itu duduk disisi lapangan.
"Kenapa gak ikut main?" tanya Kala pada Angkasa yang sedang menonton teman-temannya bermain basket.
"Lagi mager," balas Angkasa seadanya.
Kala menarik senyum kecil, kemudian mengeluarkan bekal dari dalam paper bag.
"Aku buat nasi goreng, special buat kamu. Mau coba?" tawa Kala dan Angkasa mengangguk sebagai jawaban. "Enak?"
"Enak," kata Angkasa setelah mencicipinya. "Kamu sendiri yang buat?"
"Iya, pacar kamu hebat kan?"
Pacar?
KAMU SEDANG MEMBACA
November Bahagia
Teen FictionWARNING‼️ KARYA INI MURNI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI DILARANG KERAS BUAT PLAGIAT! (Kalau mau plagiat, baca sendiri undang-undang terkait pelanggaran hak cipta!). Budayakan vote dan komen saat membaca ✨ Oke, thank you. Selamat membaca! Blurb : Namanya...