25. Cinta butuh diperjuangkan

773 65 36
                                    

Hallo guys author kembali lagi🤗🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hallo guys author kembali lagi🤗🥰

Jangan lupa vote dan komen ya

Happy Reading 🖤✨


Hari ini Alana menghabiskan waktunya diruang seni karena memang sedang free clas. Disaat dirinya sedang bergelut dengan alat lukis, terdengar bunyi notifikasi masuk di ponselnya.

Angkasa : Gue dikantin

Angkasa : Kesini. Gue udah pesenin lo makan

Lagi-lagi Angkasa, mengapa laki-laki itu selalu mengganggu ketenangannya?

Alana : Gak laper

Angkasa : Oke. Satu mangkuk bubur ayam tanpa kacang sudah terpesan.

Memang tidak bisa dipungkiri, Angkasa itu keras kepala. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita tetap harus menuruti kehendaknya.

Alana meletakan kuasnya ke tempat semula. Saat hendak berjalan keluar, Sagara masuk sambil membawa sesuatu ditangannya.

"Lo mau kemana?" cegat Sagara saat mereka berpapasan diambang pintu.

"Mau ke kantin. Kamu sendiri mau ngapain?"

Sagara menggeleng dan laki-laki itu malah menyodorkan bekal yang ia bawa pada Alana.

"Buat lo," kata Sagara.

Alana menautkan alisnya. "Ini apa?"

"Nasi goreng. Khusus buat lo." Sagara menarik senyum. "Di habisin, ya?"

"Tapi-"

"Gue pergi dulu, Al." Sagara berbalik sebelum Alana sempat memberi balasan. Jika tidak dimakan, kasihan Sagara yang sudah membuatkannya bekal. Dengan berat hati, Alana kembali mengirimkan Angkasa pesan.

Alana : Sorry. Tapi aku bawa bekal.

***

"Sa, tumben makan lo banyak," tegur Bagaskara melihat dua mangkuk berjajar rapi didepan Angkasa. Satu mangkuk siomay dan satu mangkuk bubur ayam.

Angkasa tidak menggubris. Mata cowok itu fokus menatap ponselnya dengan raut wajah yang sulit untuk mereka simpulkan. Sebelum akhirnya decakan pelan lolos dari bibir Angkasa.

"Buat lo aja," kata Angkasa sambil menyodorkan dua mangkuk itu kepada Bagaskara.

"Gila lo, Sa? Lo mau nyuruh gue obesitas apa?" Bagaskara heran sendiri dengan ketuanya. Memesan banyak makanan ujung-ujungnya tidak dimakan.

November BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang