16. Ego Kita Masing-masing

738 65 23
                                    

Jangan lupa vote dan komen✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen✨

Happy Reading 🖤



Sejak kejadian di perpustakaan tadi, Angkasa berubah. Cowok itu bahkan tidak lagi menegur Alana saat mereka berpapasan di lorong sekolah atau tidak sengaja bertemu di kantin saat sedang istirahat. Memang selama ini Angkasa selalu bersikap layaknya orang asing. Tapi ada yang berbeda saat Alana menatap mata Angkasa. Seperti ada kekecewaan besar yang tersembunyi di balik tatapan dinginnya.

Alana tahu, Angkasa melakukan semua ini pasti ada sebab. Tapi marah itu wajar kan? Alana hanya tidak suka pada sikap Angkasa yang sudah keterlaluan.

Motor Lio berhenti tepat didepannya saat gadis itu tengah berdiri sendirian didepan gerbang. Jika kalian tanya kemana Eliza, gadis itu sudah pulang duluan bersama dengan Skara. Entah sejak kapan, kedua orang itu jadi semakin dekat.

"Ayo, Al. Naik," seru Lio sambil menepuk-nepuk jok belakang untuk mempersilahkan Alana duduk.

"Angkasa mana?" Dari sekian banyak kalimat, hanya itu yang terlontar dari mulutnya.

"Angkasa ada urusan. Jadi dia suruh gue buat antar lo pulang hari ini." Lio tersenyum, paham apa arti tatapan itu. "Kenapa? Lo gak mau pulang bareng gue?"

"Mau kok," tandas Alana cepat. Dia segera naik ke jok belakang motor sport itu.

"Pegangan, Al. Gue gak mau lo jatuh," ujar Lio dari balik helmnya. Mata cowok itu fokus menatap wajah gusar Alana dari kaca spion.

Andai gue bisa jadi satu-satunya alasan buat lo tersenyum, Al.

***

Sebelum bel berbunyi, Angkasa sengaja pulang lebih awal, memilih menunggu Gading di gang sepi yang tidak jauh dari sekolah. Cowok itu bersandar pada tembok dengan tangan terkepal dan mata tajam mengawasi jalan, siap menghajar Gading begitu dia muncul.

Bugh!

Satu pukulan Angkasa layangkan hingga tubuh Gading terjerembab ke belakang.

"Berdiri lo!" Angkasa menarik kerah baju Gading dan menghantam rahangnya berulang kali. "Gue udah peringatin sama lo jangan deketin Alana, bangsat!"

"Lo mau cari mati sama gue hah?!"

Wajah Gading penuh memar dan luka-luka berkat pukulan Angkasa. Belum puas Angkasa menghajarnya di perpustakaan, kini cowok itu juga menghabisinya diluar sekolah.

"Lo tahu siapa gue kan? Gue gak akan segan-segan habisi sampah yang buat kotor hidup Alana, termasuk lo! Lo pikir lo bisa terus ngelangkahin batas tanpa akibat?" Angkasa mendekat hingga jarak mereka hanya terbentang beberapa inci. "Gue peringatin lo sekali lagi, jauhi Alana atau lo bakal ngerasain sisi gelap gue yang sebenarnya. Dunia gue nggak punya tempat buat parasit parasit pengganggu kayak lo!"

November BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang