9. Fakta yang Sebenarnya

900 90 31
                                    

Hallo guys author update lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo guys author update lagi

Author putuskan buat up 2 part hari ini karena suasana hati author sedang sangat baik wkwkwk

Jangan lupa buat vote dan komen ya🥰

Happy Reading ❤️

*
*
*

Hari ini basecamp sudah penuh oleh seluruh anggota Abraxas yang ikut meramaikan nonton bareng sepak bola antara Timnas Indonesia melawan Thailand. Botol-botol alkohol, puluhan bungkus rokok dan beberapa camilan sudah mereka siapkan untuk menjadi peneman nobar.

"Gila, gila! Woy sit, kok pelanggaran sih?" seru Bagaskara tidak terima saat salah satu pemain timnas diberi pelanggaran berupa kartu kuning.

Anak-anak yang lain juga bersorak heboh tidak setuju.

"Curang nih wasitnya!" tuduh Utara.

"Ayok dong bisa bisa!" teriak Lio sambil bertepuk tangan menyemangati.

Sementara Skara yang baru saja datang, hanya geleng-geleng kepala memperhatikan teman-temannya yang sudah seperti orang gila.

"Woy kerjain tugas tuh!" ujar pria dengan IQ selangit itu. Di punggung nya ada tas yang menampung puluhan buku untuk belajar.

Utara meliriknya sekilas. "Buat apa tugasnya dikerjain, Ska? Kan kasihan dia gak salah apa-apa."

Ucapan cowok itu hampir membangunkan macan yang sedang tertidur didalam diri Skara.

"Mati aja lo, Ta!"

"Loh, gue bener kan?" Utara menoleh teman-temannya yang lain, yang sialnya tidak mengindahkan dan fokus menonton bola.

"Emang deadline nya kapan?" sahut Bagaskara yang tiba-tiba peduli soal tugas.

"Seminggu lagi," jawab Skara malas.

"Oh, ya udah. Kerjain mepet deadline aja," putus  Bagaskara yang langsung mendapat persetujuan dari Davin.

"Bersenang-senang dahulu bersusah-susah kemudian, ya, gak?" sahut Davin.

"Sok iye lu! Enak kalau bersusahnya cukup cukup di lo pada, entar gua juga yang disuruh ngerjain," sungut Skara misuh-misuh.

Matthew menepuk kaki cowok itu tanpa menatapnya. Matanya juga sibuk menonton sepak bola pada layar televisi didepan sana.

"Buat apa lo punya otak kalau gak bisa kita manfaatin?" tanya Matthew diikuti anggukan dari semuanya.

"Gunanya lo disini ada dua, selain alat perang juga alat kunci jawaban," timpal Utara yang langsung mendapat pukulan dari Skara ke kepalanya.

"Gini amat punya temen bego. Gak guna lo pada!" Dengan kesal, Skara memilih keluar agar dapat mengerjakan tugas dengan tenang tanpa mendengar suara keributan teman-temannya.

November BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang