14. Dibalik Sikap Kasarnya

892 87 20
                                    

Hallo guys author up lagi✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo guys author up lagi✨

Jangan lupa vote dan komen ya🥰

Hari ini author up satu part dulu ya karena author ada kerjaan wkwkw. Besok janji double up kok✨

Happy Reading ❤️



"Istirahat, obatnya jangan lupa diminum."

"Jangan begadang dan jangan nunda makan kalau gak mau asam lambung lo kumat."

"Dan satu lagi, jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa tinggal telpon gue aja. Gue usahain bakal dateng secepatnya."

Deretan kalimat yang Angkasa ucapkan sewaktu di UKS membuat Alana tanpa sadar menarik senyumnya. Sekarang rasa sakitnya sudah mereda. Ini semua berkat Angkasa yang begitu cekatan dalam merawatnya. Saat disekolah, cowok itu memaksanya untuk pulang lebih awal.

"Inget pesen gue tadi, istirahat, obatnya—"

"Jangan lupa diminum, jangan begadang dan jangan nunda makan," sambung Alana memotong kalimat Angkasa yang belum tuntas. "Kamu gak mau masuk?"

"Gak usah," tolak Angkasa.

"Mau langsung balik ke sekolah?"

"Gak ah. Mau bolos," jawab Angkasa enteng.

Alana menggeleng-gelengkan kepala. Ia sampai lupa bahwa orang yang sedang bersamanya saat ini merupakan berandal nomor 1 di Antariksa.

"Hati-hati, ya!" Alana melambaikan tangan saat Angkasa menarik gas motornya dan pergi. Baru saja melangkah masuk dari pintu utama, langkah Alana dibuat terhenti saat mendapati kehadiran Rafka.

Setelah menghilang satu minggu, Rafka kembali lagi bersama kebencian-kebencian yang ia tanam.

"Yang nganter lo barusan Angkasa?" Rafka sempat melihat Alana dan Angkasa berdiri didepan pagar dari balik jendela rumah ini.

"Kak, Angkasa cuma—"

"Gue ingatin sama lo. Jauhi Angkasa," tekan Rafka dengan suara beratnya.

Alana selalu merinding setiap kali Rafka memerintahkannya sesuatu. Karena apapun yang jadi keputusan pria itu selalu bersifat mutlak.

Setelahnya, Rafka berlalu ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar. Alana memang bahagia Rafka akhirnya pulang, tapi disatu sisi, tidak dapat dipungkiri ia juga takut dengan kehadiran pria itu.

Setelah membersihkan diri, Alana merebahkan dirinya ke kasur untuk beristirahat. Bunyi notifikasi ponsel berhasil menyita perhatiannya.

Sagara : Al, gimana keadaan lo sekarang?

Sagara : Lo masih sakit? Gue kesana ya

Alana menghela napas pelan, lalu mengetikan balasan.

November BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang