Hallo guys author up lagi✨Maaf kali ini agak siang ya. Author update satu part dulu:)
Jangan lupa vote dan komen.
Happy Reading 🖤
•
•
•"El, lo tahu gak? Dari sekian banyak variabel yang pernah gue temuin dalam hidup, lo satu-satunya variabel yang buat rumus jadi sempurna." Gombalan bangsat itu berasa dari mulut Skara yang ia layangkan pada gadis disampingnya, Eliza.
Skara sengaja membawa Eliza ikut bersamanya untuk menonton balapan Angkasa malam ini. Lagi-lagi, cowok itu menerima tawaran menjadi penjoki balap tanpa mendengar nasihat ayahnya yang sudah-sudah.
Eliza tersenyum malu-malu, pipinya tiba-tiba memerah. "Bisa aja kamu," dengus Eliza.
"Gue serius, El. Dan lo tahu gak apa bedanya lo sama integral?"
Eliza menggeleng. "Apa?"
"Kalau integral turunan, kalau lo kesayangan," jawab Skara membuat anak-anak Abraxas yang berada tidak jauh dari sana refleks berlagak ingin muntah.
"Anjir gombalan orang pinter emang beda. Gombal aja pakai bawa matematika segala. Situ mau gombal apa belajar?" sahut Bagaskara sudah jengah.
"Utara mana? Kok belum dateng?" celetuk Davin yang baru saja tiba.
Semuanya menggeleng kecuali Jonathan.
"Mogok katanya," sahut Jonathan.
"Mogok kenapa?"
"Gak tahu. Akinya bermasalah kali."
"Ya gimana gak mogok? Orang dia beli bensin nya eceran mulu," kata Matthew menyela.
"Gak punya duit kali. Kan miskin," timpal Davin dan ikut duduk bersisian bersama teman-temannya yang lain sembari menunggu balapan dimulai.
"Yang modelan gitu mau deketin Karmila si anak orkay? Mungkin waktu baru menginjakkan kaki dirumah Karmila udah di usir duluan tuh anak," ledek Bagaskara diselingi kekehan.
"Jangan menjatuhkan mental orang miskin, Gas," tegur Jonathan yang tumben banget bijak.
"Lo kan tahu sendiri Bambang, keluarga Karmila alergi sama orang miskin. Nyium baunya aja udah ngejauh duluan."
"Tahu dari siapa?"
"Pernah waktu itu gue sama Utara gak sengaja papasan, tuh orang tuanya karmila langsung tutup hidung," jelas Bagaskara sembari mengingat kejadian beberapa bulan lalu.
Davin mendengarnya turut iba, lalu menepuk-nepuk bahu Jonathan disebelahnya. "Ternyata lo aman, Jon, meskipun lo jelek tapi kan lo kaya."
"Oh iya. Satu lagi, Karmila alergi sama cowok jelek," tambah Bagaskara membuat Jonathan mendengus pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
November Bahagia
Teen FictionWARNING‼️ KARYA INI MURNI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI DILARANG KERAS BUAT PLAGIAT! (Kalau mau plagiat, baca sendiri undang-undang terkait pelanggaran hak cipta!). Budayakan vote dan komen saat membaca ✨ Oke, thank you. Selamat membaca! Blurb : Namanya...