Hallo guys maaf baru update dan maaf kemarin gak update. Author lagi banyak tugas dan kemungkinan tugasnya selesai minggu depan. Jadi author gak janji bisa selalu update dalam minggu-minggu ini ya. Tapi author usahakan buat update tiap hari kok.
Jangan lupa buat vote dan komen ya❤️
Happy Reading 🖤
•
•
•Angkasa : Lo dimana?
Angkasa : Gue udah nungguin lo hampir satu jam dan dari tadi lo gak keluar-keluar
Angkasa : Jangan buat gue nunggu kayak gini!
Angkasa berdecak karena lagi-lagi pesannya hanya menampilkan checklist satu abu-abu. Ia mencoba menahan amarahnya dan menekan bel puluhan kali. Namun, tetap tak ada jawaban. Angkasa menghela napas panjang, kemudian mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon Alana untuk kesekian kali. Nada sambung terdengar, tapi tidak ada yang mengangkat.
"Bangsat!"
Angkasa memutuskan untuk menunggu beberapa menit lagi di depan gerbang. Matanya terus melirik jam tangan, semakin frustrasi dengan setiap detik yang berlalu. Tepat ketika Angkasa hendak menyerah dan pergi, pintu gerbang terbuka. Namun yang muncul bukan Alana, melainkan Rafka.
"Ngapain lo disini?" todong Rafka dengan raut wajah tidak bersahabat, begitu juga Angkasa. Mereka saling melempar tatapan tajam satu sama lain.
"Gue cari Alana. Dia dimana?"
"Gak usah lo deketin Alana," desis Rafka.
"Gue tanya dimana bangsat!" suara Angkasa meninggi. Rafka selalu berhasil menguji kesabarannya.
"Buat apa lo cari Alana?" Sudut bibir Rafka tertarik sedikit mengisyaratkan senyum remeh. "Oh, gue tahu, lo mau mempermainkan Alana, mangkanya lo ngedeketin dia."
"Licik banget otak lo!" sahut Angkasa emosi.
Rafka mencengkeram lengan Angkasa dengan kuat, seolah menahan dirinya untuk tidak meledak. "Jauhi Alana atau lo berurusan sama gue!"
"Bangsat!" satu bogem mentah Angkasa layangkan ke rahang Rafka hingga cowok itu tersungkur dan menghantam pagar dibelakangnya. "Gue gak ada urusan sama lo, Raf!"
"GUE TANYA ALANA DIMANA!"
"Dia udah pergi!" balas Rafka nyalang. Cowok itu bangkit dan mengusap kasar sudut bibirnya. "Alana gak mau sama lo, jadi mending lo jauhi dia sebelum gue bikin lo nyesel karena udah ngedeketin Alana!"
Pergi?
Angkasa mencoba untuk tidak percaya, tapi jika memang Alana masih ada didalam, mustahil dia tidak keluar setelah mendengar keributan ini.
Jari-jari tangan Angkasa terkepal. Dia tidak suka dibuat menunggu dan hari ini, Angkasa rela menunggu selama satu jam sementara Alana sudah pergi duluan tanpa memberinya kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
November Bahagia
Teen FictionWARNING‼️ KARYA INI MURNI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI DILARANG KERAS BUAT PLAGIAT! (Kalau mau plagiat, baca sendiri undang-undang terkait pelanggaran hak cipta!). Budayakan vote dan komen saat membaca ✨ Oke, thank you. Selamat membaca! Blurb : Namanya...