11. Hutang

143 9 0
                                    

jangan lupa follow, vote, dan komen~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa follow, vote, dan komen~

Enjoy~~

🥀☕️

Lelaki yang menjadi korban bullying dari ketiga remaja itu adalah Hali. Dia di bully tepat di jalanan depan sekolah sedikit jauh dari gerbang. Motor Suzuki Skywave hitam milik Hali juga tergeletak tak jauh dari sana.

"Apa-apaan kalian ini?!" Rhea bangkit, membentak dengan wajah amarah yang memuncak. Entah kenapa hatinya sangat sakit melihat kondisi Hali yang sudah babak belur.

"Wah-wah, apa ini? Juliet yang menyelamatkan Romeonya?" Si ketua mencoba bangkit, menepuk-nepuk kemeja putihnya yang sedikit kotor.

Rhea menautkan giginya hingga membuat garis rahangnya terlihat tajam. Ia geram karena tak mendapatkan jawaban apapun kenapa Hali bisa menjadi seperti ini. "Beraninya tiga lawan satu. Pengecut!

Dua temannya juga mulai bangkit. Mendapatkan pukulan dari Rhea tidak membuat mereka kabur begitu saja, bahkan saat Rhea mengatakan kalimat barusan justru membuat mereka bertiga tertawa.

"Pengecut? Coba tanya pacar lo itu, siapa pengecut yang sebenarnya." Si Ketua membuka suara.

Rhea tidak terlihat gentar. Kedua tangannya mengepal kuat siap untuk menerkam mereka bertiga sekali lagi.

"Rhea." Tangan Hali menyentuh pergelangan kakinya membuat emosi Rhea sedikit menurun. "Biarin aja."

Rhea kembali berjongkok menatap Hali dari jarak dekat. "Apanya yang biarin aja? Lo di bully! Lo nggak liat kondisi lo sekarang? Kening, pelipis, tangan, siku, kaki, dan ... perut?" Rhea melihat kemeja putih Hali, tepatnya di bagian perut terlihat lebih kotor dari bagian lain. "Li, lo korban di sini!"

"Enggak, Rhea, lo nggak ngerti."

"Jadi gimana, Li? Gue kasih tau pacar lo ini atau kasih apa yang gue minta?" Si ketua bersuara lagi.

Kalimatnya penuh tanda tanya, dan Rhea penasaran dengan itu. Meski dirinya tak punya hak untuk bertanya. "Minta apa?" Rhea menatap Hali berharap mendapatkan jawaban, "Dia minta apa, Hali?!"

Lelaki yang terkapar di tanah itu diam seribu bahasa. Matanya sama sekali tidak berani menatap Rhea. Tangan beruratnya terus mengusap perut seakan bagian itulah inti dari ringisannya dari tadi.

"Juliet, Romeo lo ini punya hutang sama kita." Temannya berambut keribo bersuara.

Rhea mengangkat kepalanya menatap mareka bertiga.

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang