40. Abang

124 6 0
                                    

Sebelum membaca chapter ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum membaca chapter ini. Di mohon untuk menahan emosi dan jiwa raga agar tetap tenang🙏🏻💘

Oke, terima kasih.

Jangan lupa vote, komen, and share❤️

Jangan skip narasi⚠️

🥀☕️

Apapun yang terbaik untuk anak, orang tua akan selalu melakukan segala cara. Seperti itulah Hali. Apapun yang terbaik untuk masadepan Adiknya, ia akan melakukan segala cara.

Pada sore hari, Nala pulang dengan wajah jauh dari kata gembira. Gadis itu baru saja pulang dari SMK negeri yang menjadi impiannya. Sekolah dengan jurusan yang di minatinya. Yaitu Desainer. Tapi ternyata, mimpinya untuk menjadi salah satu bagian murid di sekolah itu harus di kubur.

Nilai yang ia dapat di SMP tidak cukup untuk menjadi murid di sana. Nala tak lolos. Ia tak secerdas Abangnya.

Sudah terlambat untuk mendaftar di SMA negeri. Dan sekarang jalan satu-satunya adalah mendaftar di SMA Swasta. Hali yang tahu jika Adiknya itu tidak lolos di sana, segera bertindak cepat. Meluncur ke Hartana, berharap ada beasiswa yang masih bisa di ambil sang Adik. Tapi sayangnya, Hartana sudah tak membuka beasiswa lagi. Beasiswa untuk anak yang berasal dari keluarga kekurangan sudah menjadi milik orang lain kemarin malam. Itu sudah Final.

Jalan satu-satunya agar Nala tetap bersekolah tahun ini adalah mendaftarkannya di sekolah swasta. Tapi Hali tak akan mendaftarkannya di Hartana. Sekolah itu sangat mahal dan elit. Hali tak sanggup.

Maka lelaki itu memilihkan Nala sekolah swasta yang standar saja. Meskipun begitu, yang namanya sekolah swasta akan tetap mahal bagi mereka yang kekurangan. Seperti harus membayar uang seragam, buku, dan spp setiap bulannya.

Masa bodo dengan itu. Hali tetap mendaftarkan Adiknya di sekolah SMA swasta yang tak jauh dari rumahnya. Ia tak berpikir panjang akan bagaimana cara membayarnya. Sekalipun harus menghutang kembali, Hali akan melakukannya. Demi Adiknya tercinta.

°~°~°~°~°

Tahun ajaran baru telah di mulai. Anak-anak kelas satu naik ke kalas dua, dan kelas dua naik ke kelas tiga. Tahun ini, Hali satu kelas dengan Martin. Dan Rhea sekelas dengan Farel. Sementara Poppy sekelas dengan Della. Kelas mereka berdekatan, sebelah-sebelahan.

Speaker sekolah berbunyi nyaring, memanggil nama Hali untuk segera menuju ruang kepala sekolah. Padahal lelaki itu baru saja duduk di kursi kelas barunya. Tapi harus bangkit kembali dan keluar dari sana.

Jantungnya berdebar kuat. Namun lelaki itu tetap berusaha terlihat tegar. Semua sorot mata tertuju padanya saat ia berjalan melawati koridor untuk sampai ke tempat yang di tujuh. Hingga kakinya telah sampai di depan pintu ruangan kepala sekolah. Sebelum mengetuk pintu, Hali menghela nafas, menenangkan dirinya terlebih dahulu.

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang