15. Cemburu

183 9 1
                                    

jangan lupa follow, vote, dan komen~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa follow, vote, dan komen~

Enjoy~~

🥀☕️

"Lo boleh nyicil hutang lo." Rhea berkata tiba-tiba membuat Hali yang ingin memasukan kulit ayam terhenti di depan bibirnya, "Tapi gue nggak nerima dalam bentuk uang."

Hali menaikan satu alisnya bingung. "Jadi lo nerima dalam bentuk apa?"

"Waktu."

"Apa?"

"Gue bakal hargai waktu lo seharga 100 ribu. Jadi selama 60 hari kedepan termasuk hari ini, lo harus luangin waktu lo buat gue."

"A-Aapa? Tunggu dulu." Hali meletakan kembali kulit ayamnya. Otaknya berputar sangat cepat untuk mencerna maksud perkataan Rhea barusan. "100 ribu?"

"Iya." Rhea mengunyah makanannya.

"Enggak." Hali menolak tegas.

Helahan nafas panjang meluncur dari bibir Rhea. "Kalo lo bayar dalam bentuk uang, berapa lama lo nyicilnya?" Rhea kembali bertanya dengan nada super duper lembut agar Hali tidak salah mengartikan maksud dan tujuannya.

Hali kembali tenggelam dalam lamunan, menghitung gaji yang ia terima setiap awal bulan. Gaji itu akan di bagi untuk kebutuhan sehari-harinya, termasuk uang sekolah Nala, uang makan, air, listrik, bensin motor, dan uang jajan Nala. Apa lagi sebentar lagi Nala akan duduk di kursi SMA, pengeluarkan Hali akan menjadi lebih banyak.

"Oke, gue bakal luangin waktu gue buat lo."

Rhea tersenyum penuh kemenangan. "Kalo gitu gue boleh dong minta nomor telepon lo?" ia menyodorkan ponsel Flipnya ke hadapan Hali.

Hali menerimanya kemudian mulai mengetik nomor teleponnya dengan satu tangan. Tak lama suara ponsel lain berbunyi dari dalam tas Hali. "Nih, nanti gue simpan nomor lo."

"Okey." Rhea tersenyum. Ia sudah menyiapkan banyak rencana cadangan jika rencananya ini tidak berhasil. Seperti itulah Rhea, memang bodoh dalam hal berhitung, tapi cerdas dalam membaca situasi. Modusnya berusan telah berhasil mendapatkan apa yang dia mau. Menyusun strategi adalah keahliannya.

"Gue luangin waktu buat lo di hitung pas di luar sekolah atau pas di sekolah?"

"Tergantung." Rhea tersenyum miring. Hanya dia dan Tuhan yang tahu apa maksudnya.

°~°~°~°~°

Hali baru saja sampai di rumah pukul 00.20 dini hari. Sudah menjadi rutinitas baginya. Pada saat ia masuk, terlihat Nala sudah tertidur pulas di atas kasur. Hali tersenyum tipis memandangi wajah adik perempuannya itu sebelum meletakan barang-barang di atas meja belajar.

Tak lupa, sepotong ayam yang ia dapatkan saat makan siang dengan Rhea tadi di masukan kedalam kulkas. Niatnya besok akan ia panaskan untuk sarapan Nala. Setelah di rasa semua barangnya telah tertatah rapi, barulah Hali menarik handuk yang ada di balik pintu kemudian melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang