24. Kasihan

106 7 0
                                    

jangan lupa vote~~ Kalo bisa komen juga dongg❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa vote~~ Kalo bisa komen juga dongg❤️❤️

chapter ini lumayan panjang karena ada 2808 kata.

Jangan skip narasi⚠️

🥀☕️

Hembusan angin sore menerpa rambut Rhea. Di atas motor Suzuki Skywave milik Hali, gadis itu menikmati perjalanan pulangnya. Tentu saja lelaki itu membawanya ke jalan tikus agar tidak di tilang polisi. Hali melakukan itu karena dirinya tidak memakai helm. Helmnya ia beri pada Rhea. Hali lebih takut jika gadis itu kenapa-napa di banding dirinya sendiri.

Motor yang mereka naiki telah berhenti di depan warung Om Samad. Hali turun dari motornya, berlari-lari kecil masuk ke dalam warung. Dan Rhea tetap berdiri menunggu di luar.

Tidak menunggu lama, Hali keluar dengan memegang amplop berwarna kuning keemasan di tangannya. Bibirnya terukir senyuman tipis, ia membuka resleting tasnya dan memasukan amplop itu kedalam.

"Yuk," katanya seraya kembali menaiki motor, siap untuk membelokan stang motor ke arah gapura komplek perumahan elit, tempat Rhea tinggal.

"Gue mau main ke rumah lo, boleh?"

Hali menerjabkan matanya, "L-lo mau main ke rumah gue?" kepalanya menoleh, tidak percaya dengan apa yang barusan gadis itu katakan.

"Iya." Rhea melangkahkan kakinya hingga berdiri tepat di hadapan Hali yang sudah bersedia di atas motor. "Boleh?"

"B-boleh-boleh aja sih. Tapi, Rhe rumah gue nggak ada sofanya." Hali takut jika Rhea tidak nyaman karena rumahnya sangat jauh berbeda dengan rumah gadis itu.

"Yaelah, gue udah pernah ke rumah lo kali! Udah tenang aja. Ayo." Gadis itu berkata tanpa mempersulit keadaan dan tanpa beban sedikitpun. "Luangin waktu lo," katanya sebelum naik ke atas motor, mengingatkan Hali jika dia masih memiliki hutang padanya.

Hembusan nafas pelan meluncur dari bibirnya, Hali pasrah. Tapi di hatinya yang paling dalam terdapat tempat di mana sebuah kebahagiaan kecil singgah. Sore ini, Rhea akan main ke rumahnya. Ini akan menjadi sejarah baru bagi Hali. Tapi sebelum itu, Hali menyempatkan diri untuk ke warung nasi padang yang ada di dekat rumahnya.

Karena perutnya sama sekali belum di isi oleh makanan apapun sejak tadi siang.

"Mau pake apa, Rhe?" Hali bertanya, masih berada di atas motornya.

Rhea mengangkat kepalanya yang terpasang helm. Memandangi lauk pauk yang terhidang di balik etalase kaca, menimang-nimang pilihannya sejenak. Rhea tidak suka ikan, jika ia menjawab 'samain aja' bagaimana jika Hali memesan ikan juga? Tamatlah riwayatnya, dan nasi yang di pesan Hali tidak akan di sentuh sedikipun olehnya. "Ayam aja."

"Ayam apa?"

Kembali Rhea melihat lauk pauk di balik etalase kaca. Mencari menu makan yang paling murah sebagai adab karena sudah di traktir. Mungkin. "Ayam goreng aja."

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang