56. Dunia Kita Berbeda

171 8 0
                                    

🥀☕️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀☕️

"Pada akhirnya kamu kembali menghancurkan hati seseorang yang tidak melakukan apa-apa selain mencintaimu." –Rhea Zoraya.

"Seharusnya dari awal kita tidak boleh saling mencintai. Karena duniaku terlalu gelap untukmu tinggali." –Hali Yudhana.

🥀☕️


Pada saat membaca pesan dari Hali dalam keadaan baru bangun tidur, refleks membuat Rhea hampir jatuh dari kasur. Rhea sama sekali tidak mempertanyakan kemana Hali selama hampir satu bulan ini. Dia tak masalah jika Hali tidak mau memberitahunya. Mendapatkan pesan dari Hali seperti ini saja sudah membuatnya bahagia. Tentu saja Rhea tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.

Baru bangun tidur pun Rhea langsung membuka lemari dan memilih baju apa yang cocok untuk ia kenakan pada pertemuan mereka yang sudah lama. Tak lupa juga Rhea memilih masker wajah yang berfungsi untuk mencerahkan wajahnya.

Padahal jam masih menunjukan pukul 10 pagi, tapi Rhea sudah sangat sibuk seakan-akan pergi menemui tamu spesial saja. Hatinya berdetak lebih cepat, tangannya gemetaran selama memegang benda. Sungguh tak sabar untuk bertemu sang pujaan hati.

Jarum jam terasa begitu lama bergerak bagi Rhea. Bahkan seperti tidak bergerak sama sekali. Selama itu pula Rhea membuka pesan SMS dari Hali di ponselnya. Membacanya berulang kali. Terukir senyuman salah tingkah di bibirnya. Mungkin jika Hali melihat senyuman itu, dia akan terpesona.

Pukul 4 sore setelah selesai menenuikan kewajiban, Rhea pun sudah rapi dengan pakaian casual. T-shirt putih di padukan dengan cardigan biru dongker juga celana jeans berwarna senada.

Tadi siang Rhea sudah menghubungi Pak Tono, meminta untuk menemaninya sebentar sore ini. Dan sekarang mobil alphard putih sudah terparkir di depan rumah. Langsung saja Rhea berlarian masuk ke dalam.

Baru beberapa detik bokongnya mendarat di kursi, Rhea mengeluarkan benda pipih dari dalam kantung celananya. Ia mengetik pesan untuk mengabari Hali jika dirinya sedang menuju ke lokasi yang telah di janjikan.

Pesan itupun langsung di baca oleh Hali yang memang lagi memegang ponsel. Lelaki itu sudah berada di atas motornya, siap untuk pergi menemui gadis yang di cintainya.

°~°~°~°~°~°

Hali menepati janjinya. Dialah orang pertama yang tiba di taman itu. Menunggu tuan putrinya sembari menyiapkan segudang kata dan kalimat untuk ia sampaikan pada Rhea selemah lembut mungkin.

Sanking kerasnya otaknya berpikir, Hali tak menyadari jika gadis yang ia tunggu sekarang telah berdiri persis di hadapannya.

"Halo, Ganteng."

Walau tak di beri kabar selama hampir sebulan, Rhea masih tetap menyapanya seperti biasa. Hali tersenyum tipis juga menepuk sisi kursi sebelahnya sebagai isyarat untuk Rhea duduk di sana.

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang