53. Kuliah

99 6 0
                                    

🥀☕️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀☕️

"Jika aku nggak bisa kuliah, maka Adekku harus kuliah." –Hali Yudhana.

🥀☕️

UN membuat hampir semua murid kelas atas stress selama berlangsungnya ujian termasuk Rhea dan Hali. Keduanya benar-benar tidak saling mengabari selama UN berlangsung. Rhea terus belajar dengan kelas. Bahkan sampai bergadang-gadang. Hali juga sama. Tidak ada status pasangan saat memperebutkan nilai ujian.

Dan di hari terakhir, tepatnya pukul 11 siang. Kini Ujian Nasional telah berakhir. Rhea dan Poppy bersama terduduk lemas di kursi depan minimarket. Di temani dengan minuman berenergi kaleng.

"Akhirnya selesai juga," gumam Poppy yang menyandarkan punggungnya.

Rhea mengangguk meneguk minumannya. Lega rasanya bisa menyelesaikan soal-soal mematikan itu. Di ambang gerbang, bisa mereka lihat ketiga lelaki tampan yang ingin menyebrang jalan.

"Gimana ujiannya?" tanya Farel begitu sudah berdiri di hadapan kedua gadis tersebut.

Poppy memperbaiki posisi duduknya. Mendongak pada Farel yang berdiri. "Lancar ... semoga."

Mereka terkekeh serentak melihat kepasrahan Poppy akan takdir. Ketiga lelaki itu pun izin sebelum masuk ke dalam minimarket. Membeli minuman kaleng yang serupa. Demi merilekskan tubuh sekaligus merayakan berakhirnya UN.

Ketiga lelaki itu pun ikut duduk di kursi bundar depan minimarket.

"Gue bisa nggak, ya, masuk UI?" Martin mempertanyakan dirinya sendiri.

"Bisa." Farel merangkul sahabatnya. Memberi harapan.

"Lo masuk mana, Rel?" Martin bertanya.

Farel meneguk minuman kalengnya. "Mana aja. Gue nggak terlalu banyak milih."

"Idihhh." Martin menepis tangan Farel dari lehernya. Jijik dengan jawaban sombong Farel yang begitu sok di matanya. "Ntar nggak lolos mampus lo."

"Lo masuk mana, Rhe?" Martin berahli pada Rhea. Jujur dia kepo dengan semua temannya akan berkuliah di mana.

"UI juga."

"Asekk, ada teman gue. Lo, Pop?" Langsung saja Martin bertanya lagi pada gadis yang duduk di samping Rhea.

"UGM. Semoga." Poppy sudah pasrah dengan takdir. Karena menurutnya ada beberapa soalan yang salah ia jawab saat ujian tadi.

"Bisa itu. Yakin sama gue." Martin menyemangati. Padahal tadi dia juga tidak terlalu yakin pada dirinya. Melihat wajah lesu Poppy yang tak seperti biasanya sedikit membuatnya sedih. "Lo, Li? Mau kuliah dimana?"

Lelaki berkulit gelap yang duduk di kursi pojok memilih diam sedari tadi akhirnya di berikan pertanyaan serupa. Hali mengetuk kaleng minumannya dengan kuku jari. Menciptakan suara ketukan yang menghiasi keheningan di sekitar mereka.

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang