18. Es Krim

130 6 0
                                    

jangan lupa follow, vote, dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa follow, vote, dan komen

Enjoy~~

🥀☕️

"Lo kemana gila? Tas lo nih!"

Suara kuat bagaikan toak masjid terdengar dari ponsel Flip Rhea. Siapa lagi pemilik suara itu jika bukan Poppy. Pada saat jam pelajaran Bu Vera selesai, Poppy menelpon Rhea. Menanyakan kemana gadis itu pergi hingga jam pelajaran selesai. Tasnya masih terletak di atas kursi, namun pemiliknya hilang seperti hantu.

"Gue bolos." Rhea menjawab dengan santainya.

"Apa?!"

Seperti dugaan, suara teriakan cempreng itu terdengar kuat hingga membuat Rhea menjauhkan ponselnya dari telinga, karena takut jika gendang telinganya pecah.

Hali yang duduk tepat di samping Rhea terkekeh pelan menyaksikan. Mereka masih berada di taman, namun hanya berpindah tempat duduk saja. Mereka berdua duduk di kursi kayu yang terletak di pinggir jalan untuk pejalan kaki.

"Lo kalo ngomong nggak bisa pelan apa, ya?"

"Lo serius, Rhe?" Bukannya menjawab pertanyaan yang di berikan Rhea, gadis itu malah menanyakan hal lain.

"Iyaloh. Gue bolos bareng Hali. Mohon kerja samanya, Sayang."

"Eh, Rhea, tung-"

Rhea mengakhiri panggilan tersebut secara sepihak. Ia tahu jika sahabatnya itu akan banyak bertanya. Dan Rhea terlalu malas untuk menjelaskannya di telepon.

"Mau kemana lagi?" Hali menoleh melihat Rhea yang sepertinya bosan berada di sini sejak tadi.

"Entah, gue juga nggak tau mau kemana."

Ternyata bolos sekolah tidak seseru apa yang ia bayangkan. Lihatlah, sekarang keduanya sama-sama tidak tahu harus kemana dan bingung apa yang mau di lakukan. Karena biasanya jam segini Rhea mengobrol dengan teman-teman sekelasnya. Dan Hali di jam segini biasanya sedang membaca buku apapun untuk menambah pengetahuannya.

Mereka berdua adalah remaja yang tidak mengerti caranya menjadi nakal. Terlalu disiplin lebih tepatnya.

"Jalan-jalan aja, yuk?" Rhea menoleh menatap lelaki di sebelahnya, "Habisin bensin lo, ntar gue yang isi."

Hali berdiam sejenak. Ada perasaan berat untuk menerima kebaikan Rhea. Perasaan aneh yang sulit di jelaskan, antara malu dan rendah diri.

"Hari ini lo luangin waktu lo buat gue." Rhea bangkit berdiri berniat untuk melangkah pergi. Sedangkan Hali sangat mengerti maksud dari kelimat Rhea barusan. "Ayo! Jenuh gue di sini lama-lama," tegasnya agar Hali segera bangkit.

Gadis itu berjalan duluan dan Hali masih berdiri mematung di sana. Memandangi punggung perempuan yang di kaguminya. Dari kalimat Rhea yang sesantai itu mengatakan akan mengisi bensinya, sudah menjadi peringatan bagi Hali agar tidak melewati batas pertemanan mereka.

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang