43. Perdebatan

89 6 0
                                    

🥀☕️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀☕️

"Sebaik-baiknya manusia, hanya Tuhan yang mampu membolak-balikan hati hambanya." –Pedro.

🥀☕️

"Jadi lo nggak ikut?" tanya Farel untuk kesekian kalinya.

Anak-anak futsal akan berkumpul nanti malam. Tepat pada malam minggu.

"Enggak. Gue lembur nanti malam." Hali menyimpan buku-bukunya ke dalam tas.

"Bentar aja, lagian nanti malam, malam minggu. Gue traktir deh." Martin memberi solusi yang mantap. Lelaki itu duduk di atas meja. Jika saja ada guru yang lewat, mungkin ia sudah di marahi habis-habisan.

"Enggak, Tin, makasih. Gue nggak bisa." Hali menolak sopan. Final keputusannya.

"Lo masih kerja di warung Om Samad, kan?" Farel bertanya. Merasa sahabatnya itu sudah sekali di ajak main akhir-akhir ini.

Lelaki berkulit gelap itu terdiam sejenak. "Iya, masih." Kemudian melangkah keluar dari kelas. "Gue duluan."

Farel dan Martin masih di sana, memandangi punggung Hali yang menghilang di balik pintu. Mungkin memang teman mereka itu lagi berada di titik rajin bekerja.

Malam minggu adalah malam di mana anak muda berkeliaran dengan pasangan. Tapi, untuk malam ini para lelaki tampan akan berkumpul di sebuah cafe yang terletak di pusat kota. Farel dan Martin sedikit datang terlambat karena mereka terjebak oleh mecatnya Ibu kota.

Suara lonceng di atas pintu berbunyi nyaring, menandakan ada pelanggan yang masuk. Kedua lelaki tampan itu menoleh ke sana ke mari, mencari keberadaan teman se-ekskul mereka. Dan tidak jauh dari sana, Martin menemukan Cakra yang sedang berbincang dengan anak-anak lain.

Saat langkah mereka tinggal beberapa meter lagi. Kedua lelaki itu serentak berhenti karena tak sengaja mendengar nama seorang yang mereka kenal di sebutkan oleh Cakra.

"Gue di tolak sama Rhea." Cakra memberitahu teman-temannya. "Dia masih suka sama Hali."

"Anak miskin yatim piatu itu?" Si keribo yang duduk di ujung menerka.

Dan di anggunakan oleh Cakra. "Hali minta pekerjaan ke gue. Ya.. kita semua taulah di dunia ini nggak ada yang gratis, kan? Gue minta informasi pribadi Rhea. Sebagai bayarannya gue gaji dia 5 juta. Kasarnya dia jual informasi, dan gue beli informasinya. Dan lo semua tau, dia setuju tanpa pikir panjang."

"Dia semiskin itu, ya? Sampe rela ngejual informasi cewenya ke orang lain?" Temannya yang lain menanggapi penasaran.

"Gue nggak tau. Gue nggak pernah ke rumah dia." Cakra berkata.

"Lagian tipe si Rhea mah aneh. Di kasih berlian malah milih lumpur," seloroh si kerobo sambil tertawa tanpa dosa.

"Di kasih mobil mewah malah milih motor butut." Yang lain ikut bersuara. Menghina orang yang sebenarnya tak mereka kenal dekat. Hanya kenal saat bermain futsal kemarin, dan tidak pernah mengenal lebih dekat dari itu.

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang