4. Kosong

262 12 0
                                    

jangan lupa follow, vote, dan komen~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa follow, vote, dan komen~

Enjoy~~

🥀☕️

Kalau sudah ada pelajaran matematika, sudah jelas Rhea-lah yang akan di panggil kedepan untuk mengerjakan soal bahkan hingga berdiri di pojok ruangan karena tidak bisa mengerjakannya.

Bu Vera sebagai guru matematika selalu memanggil Rhea maju kedepan untuk mengerjakan soal yang ia beri di papan tulis. Padahal sudah kesekian kalinya Rhea tidak bisa menjawab soalan, tapi Bu Vera selalu memanggil dirinya.

Guru itu sepertinya senang melihat Rhea tidak bisa mengejakan soal-soal itu dan akan terbodoh di depan. Buktinya bukan sekali dua kali Rhea di perlakukan seperti ini. Bahkan sekarang pun Rhea di jadikan contoh buruk bagi anak-anak.

Momen ini tidak pernah dilihat oleh Hali sebelumnya. Karena yang lelaki itu ketahui Rhea Zoraya adalah seorang gadis yang hampir sempurna. Tapi kenyataannya saat di pertemukan di kelas yang sama, ternyata Rhea adalah manusia juga. Gadis itu juga memiliki kekurangan, yaitu tidak bisa matematika.

Rhea sudah sangat terbiasa dengan hukuman seperti ini. Apalagi di rendahkan serta di jadikan contoh buruk bagi murid-murid.

Bell pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Anak-anak sudah pada berlari-larian keluar dari kelas seakan-akan ingin cepat rebahan di rumah. Seperti yang di janjikan, Rhea memberikan semua cokelat pemberian penggemarnya kepada Poppy.

"Makasih banyak, Sayang.." Wajah Poppy menggambarkan kebahagiaan tiada tara. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, gadis itu berjalan duluan keluar dari kelas meninggalkan Rhea yang masih sibuk membereskan beberapa buku ke dalam tas.

Setelah di rasa semua buku sudah tersimpan rapi di dalam tas, barulah Rhea melangkah keluar dari kelas. Meninggalkan beberapa temannya yang memang masih ingin bersantai.

"Rhea!" Suara lelaki memanggilnya membuat Rhea berhenti melangkah dan menoleh untuk melihat siapa orang yang telah memanggilnya.

"Hali?" Rhea menautkan kedua alisnya. "Ada apa?" Senyum ramah ia perlihatkan.

Hali yang kini telah berdiri tegak di hadapan gadis itu, ragu untuk melanjutkan niatnya yang sejak tadi pagi ia tahan. "Hmm.. gue ada sesuatu buat lo."

Hali membuka resleting tasnya, mengambil benda yang telah ia siapkan. Rhea mengikuti gerak tangan lelaki itu. Dan tepat saat tangan itu kembali keluar dari dalam tas, benda familiar mampu membuat mata coklat Rhea membulat sempurna.

"White Cokelat!"

Hali tersentak saat mendengar suara Rhea yang berteriak. Mata gadis itu berbinar-binar melihat benda pipih dengan sampul putih yang terbungkus di tangan Hali.

DUNIA KITA BERBEDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang