Come back

6 1 0
                                    

"Bawa aku pulang.. hiks.. hiks.. aku mau pulang.." lirih Dinda dengan berlinang air mata.

Selama dua hari Dinda menangis, mata nya begitu sembab, hidung nya sangat merah.

"Akh!! Oke! Saya akan bawa kamu pulang, bikin marah aja!!" Bentak Seno sembari melemparkan barang di dekat nya.

Saat Seno menghampiri Dinda, Dinda melihat dengan sangat jelas kaki Seno tidak menetap di lantai.

"G-gak, gak mungkin dia hantu, bodoh, siapa dia sebenarnya." Ucap Dinda dalam hati.

Entah apa yang sedang di lakukan oleh Seno, tetapi kepala Dinda benar' pusing.

Hal itu membuat Dinda langsung tak sadarkan diri.

                                 ***

"Dindaaaa!!!" Teriak kejut mama Dinda melihat Dinda terbaring lemah di sofa.

Ayah Dinda langsung melempar piring yang sedang di bawa hingga terpecah.

"Dindaa!! Bangun nak, bangun sayang..." teriak mama Dinda yang di akhiri dengan tangis dan lirih.

"Nak.. ayah disini, bangun yuk nak.." lirih ayah Dinda dengan tangisan.

"Dinda!!" Teriak Andini sembari membuka pintu rumah Dinda dengan keras.

"Bangun, pulang, di cariin, jangan cuma raga nya yang di pulangin, jiwa nya juga." Bisik Andini membelai rambut Dinda.

Mama Dinda yang tak kuasa melihat semua itu, langsung terjatuh pingsan, Satria dan ayah Dinda langsung membopong mama Dinda ke kamar.

Ayah Dinda menemani mama Dinda yang masih lemas tak sadarkan diri.

"Dinda.. cantikk.. bangun yuk.. di cariin, sakit ya sama Kak Seno? Pulang yuk.." lirih Andini memeluk erat tubuh Dinda.

"Din, udah, kalo kamu nya kayak gini juga Dinda gak akan bisa pulang." Ucap Randi berusaha menguatkan.

Andini langsung mengusap air mata nya, ia berdiri, lalu berkata.

"Sapa wae sing njupuk nyawane Dinda, tulung baline, golekana keluargane." Ucap Andini dalam pelafalan jawa.

"Dinda bakal bali yen sampeyan pengin nggawe persetujuan." Entah suara dari mana asal nya, namun suara itu menjawab perkataan Andini tadi.

"Pira tumbale?" Tanya singkat Randi yang langsung menjadi pusat perhatian.

"Loro, tumbale kudu loro, siji wadon, siji ne lanang." Jawab suara itu.

 The Ghost in the ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang