seblak? Ceker?

3 3 0
                                    

"Info dong, seblak yang enak di mana?" Tanya Dinda di sela' keheningan.

"Ada, kenapa emang nya?" Tanya Satria.

"Aku sama Mba Andini mau makan seblak, tapi yang enak gitu." Kata Dinda menjelaskan.

"Andini baru kemarin makan seblak, gak bisa makan seblak lagi." Jelas Randi memberitahu.

"Andini seminggu cuma dua kali makan seblak, itu pun ada jeda nya." Tambah jelas Satria.

"Yaelah, yaudah sama Mba Sayu aja deh." Kata Dinda dengan wajah memelas kearah Sayu.

"M-maaf, aku juga gak bisa, aku juga sama kayak Andini, ya kan A?" Kata Sayu seraya bertanya kepada Randi.

"Lah gak tuh, mana Aa tau, Aa tau nya cuma Andini, kamu mah mana Aa tau." Kata Randi terkejut mendengar kata Sayu.

"Ehh udah', makan ceker bae yok, gas Dindaa." Kata Andini yang langsung menarik lengan Dinda.

"E-eh." Dinda terkejut ketika Andini tetiba menarik lengan nya.

"HEH! BARU KEMAREN MAKAN PEDES LO TUH, GAK USAH TENGIL!!" Teriak Satria.

Andini hanya menjulurkan lidah nya, seraya berlari.

"Teteh, ceker mercon nya dua ya!" Kata Andini dengan penuh semangat.

"Okee." Balas sang penjual.

"Duduk aja Nda, hari ini Mba yang bayar." Kata Andini yang di balas wajah sumuringah oleh Dinda.

                             ***

"Jauhin Satria, Andi." Kata sosok lelaki bertubuh tinggi dan gagah.

"Kenapa? Kenapa Andi harus jauhin Mas Satria? Dia kan sahabat nya Andi." Tanya Andini dengan penuh rasa penasaran.

"Dia gak baik, dia orang jahat." Jawab lelaki itu sambil terus mengarahkan pandangannya ke jendela.

Ya, tak lain lelaki itu adalah Seno.

"Kakak gak suka kamu berteman sama dia, jauhin dia Andi." Titah Seno membalik badan menghadap Andini.

"Jahat kenapa? Apa yang jahat dari Mas Sat?" Tanya Andini, tak habis' ia penasaran mengapa Seno melarang nya untuk berteman dengan Satria.

"Semua nya adalah dia, dia adalah semua nya." Kalimat yang sulit di mengerti dan di cerna.

"Maksud Kaka apa? Andi gak ngerti." Kata Andini mengangkat satu alis nya.

"Lambat laun kamu akan mengerti apa arti kata 'semua nya adalah dia, dia adalah semua nya'." Kata Seno yang langsung kembali menghadap jendela.

"Kamu bisa pulang, selesaikan masalah Sayu dan Satria, Andi, Kaka percaya sama kamu."

Andini langsung meninggalkan rumah tua itu, di depan halaman, ia mengangkat kepalanya.

Lalu melambaikan kearah jendela atas, tanda perpisahan.

 The Ghost in the ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang