Mbah Dikne

2 1 0
                                    

"Bu Sri!! Bu Srii!!" Teriak Andini memanggil Bu Sri di sungai.

"Apa?? Neng??" Jawab Bu Sri yang juga berteriak.

"Ibu, saya mau tanya tentang Sayu lagi bisa?" Dengan nafas yang terengah' Andini memberanikan diri nya untuk bertanya.

"Tanya tentang apa lagi atuh neng?" Tanya balik Bu Sri yang kebingungan.

"Sayu gak nembus bu waktu di pegang atau pun di sentuh, cuma dia gak makan makanan bu." Kata Andini menjelaskan.

"Ibu gak mau terjerat lebih dalam neng, ibu takut, nanti malah warga sini yang jadi imbas nya." Kata Bu Sri.

"Ibu saya mohon, saya janji, warga tidak akan mendapatkan imbas nya." Kata Andini seraya mengangkat tangan nya bersumpah.

Disisi lain, Randi mengamati setiap pergerakan Andini, mana tau ada bahaya.

"Atau gak, ibu kasih pentunjuk aja ya neng, ibu masih ragu untuk membantu lebih." Kata Bu Sri.

"Petunjuk apa toh bu?" Tanya Andini.

Bu Sri kini bangkit dari duduk nya, di susul Andini yang juga bangkit dari duduk nya.

"Neng pergi ke hutan, kearah jam tiga, cari Pak Samsudin, dia yang tau sisi gelap tentang Complex Ceremai, tapi sebelum itu, berpamitan terlebih dulu kepada leluhur, yang berada di rumah tua di dekat taman."

Kata Bu Sri menjelaskan panjang lebar.

"Baik bu." Jawab Andini.

"Ikut ibu dulu neng, ibu mau kasih sesuatu."Ajak Bu Sri.

Andini langsung mengikuti langkah Bu Sri, Bu Sri membawa langkah Andini menuju rumah nya.

"Duduk dulu neng, ibu ambilkan barang nya, di minum air nya." Suguh Bu Sri, dan meninggalkan Andini sendiri di ruang tamu.

Bu Sri datang kembali, tapi sambil menenteng sebuah kotak berukuran kecil berwarna coklat tua.

"Ini neng." Bu Sri menyerahkan kotak tersebut.

Andini mengambil kotak tersebut dengan hati'.

"Ini sebagai apa bu?" Tanya Andini mengamati kotak itu.

"Ini ibu dapatkan dari Pak Samsudin, Pak Samsudin bilang ini harus di berikan kepada keturunan Mbah Dikne." Kata Bu Sri memberitahu.

"Mbah Dikne?"

"Iya, tapi saya gak tau siapa keturunan Mbah Dikne." Kata Bu Sri.

"Mbah Dikne? Kayak pernah denger, tapi siapa ya?"

"Apa aku tanya ke Ayah? Atau Bunda?"

"Ke Kak Seno? Atau ke A Randi?"

"Siapa keturunan nya Mbah Dikne?"

Banyak pertanyaan yang membendung di kepala Andini.

Tapi Andini lebih memilih mengubur nya dalam', ia akan tetap fokus mencari tahu siapa Mbah Dikne.

"Makasih ya bu, kalo gitu saya pergi dulu, dan cari Pak Samsudin." Pamit Andini.

"Iya hati' ya nak, doa ibu dan warga menyertai mu." Kata Bu Sri melepas Andini dengan tulus.

                               ***

"Dari mana bang?" Tanya Randi di tengah langkah jalan Andini.

"Dari sana." Kata Andini menunjuk ke arah sungai, "ketemu bu Sri." Sambung nya.

"Ngapain? Terus ini kotak buat apa?" Tanya Randi penasaran.

Memang, Randi tidak mengikuti Andini sampai ke rumah Bu Sri.

"Aa tau Mbah Dikne?"

 The Ghost in the ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang