2 Pendekatan

4 3 0
                                    

"Kamu apa kan Sayu? Mengapa dia menangis?" Tanya Seno dengan tatapan dingin.

"Kenapa? Dia ngadu? Cih, lemah, dia bikin Kakak aku meninggal." Kata Randi memalingkan wajah nya.

"Kakak? Meninggal? Sayu? Kenapa kamu gak cerita sama Kakak?" Tanya Seno langsung mendekatkan tubuhnya.

"Untuk apa? Emang nya ada yang peduli?" Tanya Randi melihat wajah Sayu dengan penuh tatapan jijik.

"Kakak aku yang seharus nya ada di samping aku, kini malah hidup bersama bintang'." Kata Randi menunjuk ke arah Sayu, menyalahkan.

"Sayu, kenapa sama kamu? Kamu bilang kamu suka sama Randi, kenapa kamu malah buat dia jadi benci sama kamu?" Tanya Seno yang menatap mata Sayu.

"Sayu gak tau kalo itu Kakak nya A Randi." Kata Sayu menundukkan kepala nya.

"Bodoh." Umpatan yang keluar dari mulut Randi membuat Seno terkejut.

Pasal nya, selama Randi bersama Seno, ia tak pernah mengumpat.

***

"Kemana aja lo kemarin sama Randi?" Tanya Satria seraya duduk di samping Sayu.

"Gak ada, aku gak ada sama A Randi dari kemarin, kemarin aku cuma diem di rumah." Kata Sayu menjelaskan.

"Cieee... makin nempel tuh roman' nya." Kata Dinda meledek.

Satria dan Sayu langsung memaling kan wajah mereka.

"Aa kemarin kemana? Kemarin Mama dateng kerumah, maghrib' nanyain Aa, kata nya bilang nya mau main sama kita, tapi gak ada tuh."

Tanya Andini sekaligus menjelaskan apa yang terjadi kemarin.

Namun tidak dengan Satria yang mengumpat dan membentak Andini dan Dinda.

"Kamu baik' aja kan?" Tanya Satria menatap wajah teduh Sayu.

"Mas kenapa? Kok tumben nanya tentang kabar." Tanya Sayu merasa aneh dengan Satria yang menanyakan kabar nya.

"Gapapa, emang nya salah nanya kabar ke sahabat sendiri?" Kini Satria yang balik bertanya.

"Btw nih, coklat, kamu suka sama coklat kan?" Kata Satria sembari menyodor kan coklat batangan.

Sayu menerima nya, lalu menyimpan coklat itu.

"Kenapa gak langsung di makan? Kamu gak suka sama coklat emang nya?" Tanya Satri.

"Cih, dasar, hantu mana bisa makan coklat." Gumam Randi dalam hati.

"Ahh, gapapa, aku bisa makan nanti, coklat lebih lezat saat di makan malam hari." Kata Sayu memberikan alasan.

"Ehh kalian tau gak sih." Kata Andini membuka gerbang Ghibah.

"Suami nya Bu Titin, ngehamilin anak nya sendiri, si Wati." Kata Andini dengan wajah yang begitu serius.

"Gilaa!! Beneran? Mba tau dari mana?" Tanya Dinda antusias.

"Tadi Bunda ku bilang, pas baru pulang dari pasar, liat keributan di deket tikungan, pas di tanya ternyata oh ternyata.." ujar Andini menggantungkan kalimat nya.

"Plus yang lebih parah nya lagi, suaminya selingkuh sama lima perempuan." Kata Andini menambahkan fakta yang mencengangkan.

"Heh, malah Ghibah." Kata Randi menepuk bahu Andini.

"Gapapa A, ini seru Ghibah nya." Kata Dinda.

"Yee gak boleh, btw selingkuhannya cantik gak? Kiw'." Kata Randi yang juga ikut penasaran.

Sedangkan Sayu dan Satria? Mereka hanya melihat dari kejauhan.

"Terus lima selingkuhannya dateng ke rumah Bu Titin, makin menggelegar dong amarah nya Bu Titin, di jambak nya lah lima selingkuhannya."

"Emang bisa tah Mba? Kan tangannya cuma dua." Kata Dinda bertanya seraya melihat tangannya sendiri.

"Kamu gak ikut nimbrung Sayu?" Tanya Satria.

"Gak dulu, lagi mager buat jalan ke sana nya." Kata Sayu sambil mengayun kan kaki nya.

"Ohh, emang nya mereka ngomongin tentang apa?" Tanya Satria, barang kali Sayu mengetahui nya.

"Itu, suami nya Bu Titin selingkuh, terus hanilin anak nya sendiri." Kata Sayu menjelaskan.

"Anjaayyy, hebat ya, udah tua bangka juga, masih ada yang mau sama dia." Kata Satria terkejut.

 The Ghost in the ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang