"Gilaa, kalian masih inget gak?" Tanya Satria dengan menggebrak meja.
"Apaan sih Mas, gak usah ngagetin." Kata Dinda dengan wajah kesal nya.
"Lagian Mas ngapain gebrak meja kayak gitu? Keren? Gak." Kata Andini dan langsung memalingkan wajah nya kearah lain.
"Yaelah gitu doang." Kata Satria.
"Apaan emang? Inget tentang apa?" Tanya Randi mencoba menetralkan keadaan.
"Waktu kita di rumah tua, kita di teror." Jawab Satria mulai mendekatkan tubuhnya dengan yang lain.
Semua nya langsung mengarahkan wajah dan postur tubuh nya ke Satria.
"Kira' siapa ya yang teror kita?" Satria mulai membuat semua nya ikut berpikir.
"Bercanda nya gak lucu sih kalo kayak kemarin." Kata Dinda dengan wajah nya.
"Kayak nya bukan bercanda, tapi emang ada yang gak suka kita ada di sana." Kata Andini masih fokus menatap langit.
Kala itu, langit sangat cerah, awan putih senada dengan langit biru, cantik.
"Maksudnya?" Tanya Sayu tidak mengerti.
"Kenapa kita bisa ada di sana kemarin?" Tanya Andini.
"Karna perasaan kita nyuruh kita buat kesana, jadi kita semua kesana." Jawab Sayu menjelaskan.
"Itu tuh cara mereka buat ngejebak kita, pas kita udah kemakan sama umpan mereka, baru kah kita di tangkap.
"Ibarat ikan, kita tuh lagi di pancing pake umpan, pas kita udah makan umpan nya, si pemancing bakalan tangkap ikan hasil mancingnya dia.
"Nah, kita tuh ibaratkan ikan itu." Jelas Andini dengan panjang lebar.
"Ibaratnya kita kayak di kasih permen sama penculik, dan kita mau, lalu di culik." Kata Randi menjelaskan lebih simple.
"Ohhh aku ngerti sekarang!" Kata Sayu.
"Yeee, giliran di jelasin sama A Randi aja kamu ngerti, atau jangan'..." kata Andini membuat semua nya penasaran.
"Jangan' apa?" Tanya Satria yang ikut penasaran juga.
"Jangan' Sayu suka sama A Randi!" Kata Andini menunjuk kearah Sayu dan Randi secara bergantian
Mendengar jawaban Andini, Randi langsung membulatkan mata nya, memberi isyarat.
Sedangkan Sayu sedang tersipu malu, pipi nya memerah.
"Apaan sih, gak mungkin lah aku suka sama Aa." Kata Sayu menundukkan kepala nya.
"Ngawur lo!" Kata Satria dengan wajah kesal.
"Eeh kok Mas marah, jangan' Mas suka lagi sama Sayu, waduhh cinta segitiga ini mah namanya." Kata Andini yang disusul tawaan renyah oleh Andini dan Dinda.
"Aa suka gak sama Sayu?" Tanya Dinda dengan kekehan kecil.
"Gak lah, ngapain suka sama temen sendiri." Jawab Randi ketus.
"Gak boeh gitu loh A, kasian Sayu nya." Kata Andini melihat Sayu yang langsung memudarkan senyuman nya.
"Memang seharus nya begitu, tidak melibatkan perasaan dalam pertemanan.
"Namun terkadang, kita salah menilai, kita melibatkan perasaan dalam pertemanan, sehingga pertemanan lah yang menjadi korban.
"Sebaik nya, jangan pernah melibatkan perasaan dalam pertemanan, karna hanya akan mendapatkan akhir yang menyakitan."
Sungguh kata' yang mulia, atau hanya pemanis saja agar Andini tidak mengolok-olok Randi dengan Sayu?
Itu cukup untuk menjadi misteri dalam pertemanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ghost in the Complex
Terror5 teman yang hidup bersama, namun tinggal dengan hantu, siapakah hantu itu?