Sejuk.. angin sepoi' menerpa wajah dan rambut Andini.
Gadis itu, kini sedang duduk di pinggir bebatuan di sungai.
Bersama para warga lain nya, ia memutuskan untuk pergi dari Complex, dan duduk tenang di pinggir sungai.
"Neng kesini sendiri? Atau ada temen nya?" Tanya salah satu ibu yang ada di sana.
"Saya sendiri bu, cuma mau duduk tenang." Jawab Andini seraya menampilkan senyum terindah nya.
"Neng, ibu mau tanya." Kata ibu yang tadi bertanya.
Nama nya bu Sri, bu Sri duduk di samping Andini.
"Neng tinggal di Comlplex ceremai kan?" Tanya bu Sri.
"Iya bu, emang nya kenapa? Rame ya bu kalo malem?" Tanya Andini yang mengetahui isi pikiran bu Sri.
"Rame neng, tapi gak ada orang, beberapa hari yang lalu juga, Complex nya mati lampu semua, teriakan menggema di mana'.
"Ibu sama warga yang lain mau samperin ke Complex, tapi ada bayangan besar yang bilang 'jangan masuk ke sana, atau nyawa kalian jadi taruhan, anak perempuan itu yang akan menyelesaikan masalah ini'.
"Ibu sama yang lain akhir nya gak berani masuk neng, setelah nya, selama seminggu berturut' banyak anak kecil, terutama perempuan meninggal neng, posisi nya pasti selalu lagi main di sungai.
"Setelah di selidiki sama polisi juga nihil hasil nya, ibu tau, di Complex itu cuma ada dua anak perempuan kan neng?" Tanya bu Sri setelah menjelaskan panjang lebar.
"Dua? Gak kok bu, di Complex ada tiga anak perempuan, dan dua anak laki'." Kata Andini memberitahu.
"Alah si neng mah, ada dua neng, yang perempuan neng sama Dinda, yang cowo Satria sama Randi, ya kan?" Tanya bu Sri.
"Loh, yang cewe ada satu lagi bu, nama nya Sayu." Kata Andini mulai memperbaiki posisi duduk nya.
"Sayu? Bukannya itu anak yang meninggal dua belas tahun yang lalu ya neng?" Tanya bu Sri sambil mengingat'.
"Meninggal? Dua belas tahun? Maksud ibu apa?" Tanya Andini mulai kewalahan mengahadapi pikiran nya sendiri.
"Gini neng, dua belas tahun yang lalu, saat Complex Ceremai baru di bangun, ada satu keluarga yang tinggal di dekat taman, persis di depan rumah tua.
"Di dalam keluarga itu, ada satu anak perempuan dan dua anak laki', nah banyak beredar berita, bahwa penunggu Complex itu meminta tumbal, yakni anak perempuan yang cantik dan baik.
"Ketua Complex pun akhir nya memilih Sayu, Sayu Anara, gadis cantik yang baik hati, penurut dan riang banget neng." Kata bu Sri menjelaskan begitu panjang lebar.
"Apa kah keluarga nya setuju?" Tanya Sayu.
"Gak neng, kedua abang nya sama orang tua nya gak setuju, lagian siapa sih neng yang mau anak nya di jadiin tumbal? Orang tua mana?" Kata bu Sri.
"Hehe, iya juga ya bu, lantas yang selanjut nya terjadi?" Tanya Andini agar bu Sri melanjutkan cerita.
"Ketua Complex melakukan ritual, dan dalam waktu kurung sebulan, Sayu meninggal saat sedang bermain dengan teman nya di taman.
"Karna terpukul dan tidak mau membuat keributan, mereka pun meninggalkan Complex ini, tapi entah kemana?" Kata bu Sri mengakhiri cerita.
"Andini!!" Seseorang teriak memanggil nama Andini.
"Kalo gitu, ibu duluan ya neng." Kata bu Sri berpamitan.
Andini melambaikan tangan, tanda perpisahan.
"Apa A?" Tanya Andini.
"Kamu ngapain sih di sini, sendiri lagi." Kata Randi dengan nafas terengah'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ghost in the Complex
Terror5 teman yang hidup bersama, namun tinggal dengan hantu, siapakah hantu itu?