Random

9 2 0
                                    

"Woyy lah, makan nya yang bener kek! Jangan kayak bebek!" Protes Andini seraya memukul bahu Satria.

"Yee, ini mah nasi nya aja yang pada kabur." Kata Satria dengan wajah tanpa dosa.

"Yii ini mih nisi nyi iji ying kibir." Kata Andini meledek kesal.

"Beresin, bersihin sebersih mungkin pokok nya." Kata Andini menuntut.

"Iyee, tenang aja kenapa." Kata Satria, dan terus melanjutkan makannya.

"Sayu, kenapa gak di makan? Ini enak loh, atau rasa nya kurang ya?" Kata Andini, seraya mencicipi masakannya.

"Gak ada yang kurang kok, ini pas perasaan, mungkin Sayu emang udah kenyang aja." Kata Satria menyendok makanan lain, dengan motif mencicipi.

"Jangan di abisin sih Mas! Nanti yang lain gak kebagian." Kata Andini menegur.

"Hehe, gapapa Din, aku emang kenyang aja." Jawab Sayu seraya menampilkan senyum terbaik nya.

"Ini salah satu bukti kuat! Bahwa Sayu adalah hantu." Kata Andini menatap tajam Sayu.

"Emm iya ini enak banget." Lamunan Andini terbuyarkan oleh teriakan antusias Randi.

"Weyy, adem ayem aja coba, Dinda aja adem ayem." Kata Andini dengan wajah kesal.

                                ***
"Masya Allah tabarakallah bundaa'." Kata Andini tertawa melihat tingkah Satria yang tengah memakai Mukena.

"Mas, gelo, ngapain cobaa." Kata Andini tertawa geli melihatnya.

"Ini nih si Randi, gak jelas begetee." Kata Satria kesal.

Randi tertawa geli, sambil memegangi perut nya, melihat tingkah Satria.

"Laillahaillah, copot!" Titah Dinda.

"Hahahaha, Mas', kenapa sih, lagian ngikutin banget perkataan A Randi." Kata Sayu yang juga ikut tertawa.

Seketika juga, tawa Randi tenggelam.

"Duluan ya, mau pulang, ayo Ndin." Kata Randi sekaligus mengajak Andini untuk pulang.

"Yaah, cepet banget, yaudah dadah semua nya." Kata Andini melambaikan tangan, tanda perpisahan.

"Kenapa sih A? Sayu cuma ikut ketawa doang loh." Tanya Andini yang melihat perubahan sikap Randi.

"Aja ngenthi ngerti Sayu, yen dheweke ngerti, kabeh urip mu bakal rampung."
Bisikan yang menggema di telingan Randi membuat nya mengehentikan langkah nya.

"Kenapa? Kok berhenti jalan nya?" Tanya Andini membalikkan badan nya.

"Ah, gapapa, ayo jalan lagi." Ajak Randi dengan wajah lebih bersinar.

"Dih, orang aneh." Kata Andini menggelengkan kepala nya.

Langkah Randi lagi' terhenti.

"Woy!" Sentak Andini yang menegur Randi, pasal nya ia jadi menabrak punggung Randi karna berhenti mendadak.

"Ngapain sih? Sampe nabrak punggung Aa." Kata Randi berbalik badan.

Namun tahu kah Kalian? Yang dilihat Randi bukan hanya Andini, tapi sosok lelaki tampan nan gagah yang sedang tersenyum ke arah Randi.

Senyuman yang sulit untuk di artikan.

Seketika, Randi membeku, mulut nya tidak bisa bersuara, pandangannya tidak bisa di alihkan.

"A? Kenapa? Liatin apaan?" Panggil Andini kepada Randi yang hanya diam membeku di tempat.

"Jagain dia baik', kalo Seno gak bisa jagain dia dengan baik, maka saya yang akan menjaga nya." Bisikin suara tersebut berasal dari lelaki itu.

"AARGHH!!" Seketika Randi berteriak, dan di detik itu juga dia akhir nya bisa bergerak.

"Iihh kenapa?!?!" Tanya cemas Andini.

 The Ghost in the ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang