Bagian 10

533 37 6
                                    

Helio terpesona dengan bibir tebal Jema yang memerah. Wajahnya ia dekatkan dengan pandangan terus terfokus pada bibir plumpy itu. Helio sadar jika Jema mulai terbuai, terbukti dari mata Jema yang mulai terpejam. Muka Jema pun sudah semerah tomat. Helio menahan tawanya yang sebentar lagi akan pecah. Wajahnya dia buat semakin mendekat hingga dia pun merasakan deru nafas Jema yang tak beraturan. Kemudian tangannya terangkat untuk menangkup pipi Jema. Senyum Helio mengembang ketika dia merasa bahwa Jema terlihat menahan nafasnya.

Ibu jari Helio mengusap lembut bibir plumpy Jema. Wajah nya dia bawa menjauh dari wajah merah Jema. Dan akhirnya tawa itu pecah juga.

Jema yang mendengar tawa milik Helio membuat dia membuka kedua matanya. Di depannya terlihat Helio yang tertawa terbahak-bahak dengan kedua tangan menyentuh bahu Jema. Wajah Jema semakin merah padam. Ia sadar bahwa ia di kerjain oleh Helio.

"Ih kak Io nyebelin" Jema terlihat merajuk.

"Hayo mikirin apa tadi? Sampai merem-merem gitu"

Jema cemberut dengan bibir mengerucut.

"Emang boleh gue cium bibir lo?"

Pertanyaan Helio kembali membuat wajah Jema semakin merah. Jema memalingkan wajahnya dari Helio. Tangan Helio menangkup pipi Jema hingga membuat pandangan Jema kini terfokus ke Helio.

"Maaf Je, gue udah ga sopan sama lo" Ucap Helio lembut.

"Jangan suka isengin gue terus kak"

"Muka cemberut lo ini lho lucu banget" Ucap Helio sambil memainkan pipi Jema.

"Nyebelin..."

Helio terkekeh melihat Jema masih merajuk.

"Tapi gue lebih suka liat lo senyum soalnya lo kelihatan lebih cantik berkali lipat kalau lagi senyum. Jadi sekarang senyum dulu"

Mendengar itu mau tidak mau membuat Jema tersenyum dengan pipinya yang sangat merah. Telak, Helio semakin jatuh pada pesona Jema. Senyuman manis Jema pun membuat Helio ikut tersenyum.

"Lo cantik banget Je" Helio mengusap lembut pipi Jema.

Tak dipungkiri jantung Jema berdetak tak normal. Perasaan berbunga-bunga pun Jema rasakan. Dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia mulai nyaman berada di dekat Helio. Jema sepertinya harus berhati-hati agar ia tidak terjebak dalam permainannya sendiri. Karena Bianca selalu mengingatkan Jema bahwa jangan sampai Jema jatuh cinta dengan Helio.

.
.
.
.

Hari ini Hybe University tidak seramai hari biasa. Karena ini adalah hari sabtu, di mana hanya mahasiswa kelas weekend saja yang masuk. Di fakultas hukum tepatnya di depan ruang praktek sidang pengadilan terlihat Sonia, Jui, Nicho, dan Jason sedang duduk di bangku yang disediakan. Mereka menunggu proses persidangan kode etik mahasiswa mengenai kasus Jema. Persidangan itu bersifat tertutup yang hanya boleh dihadiri oleh pihak yang bersangkutan saja.

Tak berselang lama pintu ruangan terbuka, menampilkan beberapa dosen keluar dari sana. Mereka berempat sontak berdiri dan menunduk hormat pada dosen-dosen itu. Setelah itu keluar juga empat wanita, mereka adalah Katarina dan teman-temannya. Keempatnya berjalan cepat dengan wajah tertunduk. Setelah itu keluarlah Jema, Helio, dan Samudra dari sana. Keempatnya mendekat dengan rasa penasaran yang membuncah.

"Jem, are you okay? " Tanya Sonia saat sudah di dekat Jema.

"Yeah, never been better" Ucap Jema sambil tersenyum.

"Gimana persidangannya?" Jui terlihat sangat penasaran.

"Kita obrolin sambil makan aja. Gue laper" Sahut Samudra

Renjana Jiwa  ||  Heejake (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang