Bagian 9

615 47 6
                                    

Sudah 5 hari Jema tidak pergi ke kampus. Sekarang dia sudah merasa lebih baik, meskipun rasa takut masih sedikit Jema rasakan. Hari ini dia kembali memegang ponselnya setelah 4 hari lalu ponselnya disita oleh ibu nya. Jema sekarang sedang membantu tante Ila membungkus risol yang akan dijual.

"Ibu, besok Jema masuk kuliah ya" Kata Jema sambil menatap tante Ila dengan penuh harap.

"Jema yakin? Sudah benar-benar sembuh?" Tanya tante Ila dengan raut khawatir.

"Iya ibu. Banyak mata kuliah yang tertinggal" Jema mengangguk penuh keyakinan.

"Ya sudah kalau itu mau Jema"

"Terima kasih ibu"

Jema dan tante Ila melanjutkan obrolan sampai suara ketukan pintu menginterupsi keduanya.

"Biar Jema aja yang buka pintunya bu" Ucap Jema sambil beranjak membuka pintunya.

Saat pintu terbuka, Jema sedikit kaget melihat Helio yang berdiri menjulang tinggi di depan rumahnya. Helio pun sama kagetnya ketika yang membuka pintu adalah Jema.

"Kak Io" Sapa Jema tak lupa dengan senyum manisnya.

Helio tertegun melihat Jema yang tersenyum manis ke arahnya. Dia pikir Jema akan menjauhi nya setelah kejadian 5 hari lalu.

"Kak ayo masuk, jangan bengong di depan pintu gitu"

Jema mempersilahkan Helio masuk. Hingga kini keduanya sudah duduk di sofa ruang tamu rumah Jema.

"Jema ambilkan minum dulu ya kak"

"Ga perlu Je" Cegah Helio.

"Gapapa, tunggu dulu ya kak"

Jema beranjak menuju dapur dan membawa minuman dan beberapa makanan. Jema menyuguhkannya di depan Helio dan dibalas ucapan terima kasih oleh Helio.

"Ada apa kak?" Tanya Jema setelah sudah duduk dengan baik di sebrang Helio.

Helio menatap Jema dengan pandangan sendu. Jema terkejut ketika mendapati Helio beranjak dan berlutut di depannya. Helio meraih tangan Jema dan membawanya menutup wajah Helio. Jema terpaku ketika rungunya mendengar kata maaf berkali-kali diucapkan Helio. Tiba-tiba Jema merasakan basah pada telapak tangannya. Dia kaget Helio meneteskan air mata di pangkuannya.

"Kak Io jangan seperti ini. Ayo bangun dulu" Jema panik dan menarik tangannya dari genggaman Helio.

"Sini duduk samping Jema" Jema sedikit mengangkat lengan Helio.

Hal itu membuat Helio mau tidak mau bangkit dan duduk di samping Jema. Tangan halus Jema menangkup pipi Helio dan mengusap air mata Helio.

"Bukan salah kak Io, Jema sudah tau dari abang kalau kak Katarina bukan pacar kak Io. Kak Io jangan seperti ini nanti Jema ikut nangis" Ucap Jema yang masih menangkup pipi Helio dengan pandangan teduh.

"Maaf, Je. Harusnya gue bisa jaga lo. Harusnya luka ini enggak lo terima" Tangan Helio sedikit bergetar menyentuh pipi Jema yang kini berwarna keunguan.

"Berhenti minta maaf kak Io. Ini udah enggak sakit kok" Kata Jema menunjuk mukanya yang masih dielus halus oleh Helio.

"Gue pikir lo udah ga mau temuin gue lagi, Je" Ucap sendu Helio.

"Awalnya begitu, tapi abang dateng dan jelasin semuanya. Jadi enggak ada alasan Jema buat jauhin kakak"

"Emang Samudra cerita apa?"

"Abang bilang kalau kak Io belum punya pacar, abang juga cerita kalau kak Io urus semua masalah yang kemarin. Katanya kak Io sampai mau bawa kasus itu ke jalur hukum. Oh ya, abang udah sampai'in pesan Jema belum ke kak Io?"

Renjana Jiwa  ||  Heejake (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang