Bagian 32

456 41 5
                                    

Hari ini Jema terlihat sudah lebih baik. Jema berusaha profesional dengan tidak mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan di kantor. Saat ini Jema terlihat begitu sibuk dengan beberapa berkas memenuhi mejanya. Tangannya menari-nari di atas papan keyboard. Matanya terfokus pada layar komputer yang ada di depannya. Terlihat Sabira berjalan mendekat ke meja Jema.

"Dedek udah sembuh? Kata Cheryl kemarin kamu sakit"

Jema melepaskan pandangannya dari layar komputer, beralih menatap Sabira.

"Siang mba, aku udah baikan kok"

"Nanti makan siang ikut mba ya dek"

Jema mengerutkan keningnya.

"Mau kemana mba?"

"Makan bareng bapak sama manajer yang lain"

Jema tersentak mendengar hal itu.

"Kok aku diajak"

"Disuruh bawa sekretarisnya. Cheryl juga ikut kok. Ini acara pak Jarrod yang buat, katanya acara informal serah terima jabatan sama pak Adaam. Sama sekalian kenalin semua manajer dan sekretaris dari tiap divisi. Soalnya kemarin kan ga sempat memperkenalkan diri satu-satu"

"Mba aku ga ikut boleh?"

Sabira mengerutkan keningnya. "Kenapa? Masa mba sendirian sih dek?"

"Aku bawa bekal mba"

"Bekal mu kasih Elang aja, ga bakal nolak malah kesenengan dia"

"Tapi mba....... "

"Ga ada penolakan ya dedek. Di sana juga ada Cheryl kan"

Saat Jema hendak membuka mulut sudah dipotong oleh Sabira.

"Dedek harus temenin mba pokoknya. Udah selesaikan pekerjaanmu. Mba mau cek laporan yang kamu buat, udah di forward ke mba kan?"

Jema memasang muka masamnya. "Udah mba"

"Okay. Jangan cemberut, dedek malah kelihatan lucu. Liat tuh Elang senyum-senyum dari tadi liatin kamu" Ucap Sabira sambil menunjuk Elang yang memang sedang tersenyum.

Jema menatap Elang yang langsung salah tingkah. Sabira pun meninggalkan Jema yang kesal. Sungguh baru saja moodnya membaik, kini Jema merasa gelisah lagi. Sejujurnya Jema belum siap melihat wajah Helio. Karena jika melihat Helio ingatan tentang kejadian kemarin akan berputar. Rasa sakit hatinya pun kembali menyeruak.

Jema kembali melanjutkan pekerjaannya dengan hati yang tak tenang. Waktu berlalu, kini jam menunjukan pukul 12 siang. Sabira keluar dari ruangannya dan berjalan menghampiri meja Jema.

"Ayo dedek. Kok belum siap-siap"

Jema mendongak menatap Sabira di depannya. Mukanya kembali masam saat melihat Sabira.

"Udah jangan cemberut gitu. Mau makan enak kita dek"

"Aku ga mau ikut mba"

Sabira menggeleng, dia pun membereskan berkas-berkas yang ada di meja Jema.

"Selamat siang semua" Suara Cheryl memenuhi ruangan.

"Tuh liat, udah dateng Cheryl nya. Ayo dedek"

"Siang mba Bira, ijin ajak Jema makan yaa"

Sabira mengerutkan keningnya, dia lalu beralih menghadap Cheryl.

"Kamu ga ikut acaranya bapak?"

"Enggak, kata pak Martin boleh ga ikut"

Sabira menatap tak suka dan melipat tangannya di dada.

"Mana bisa gitu? Kalian berdua harus ikut. Mba ga mau tau. Ayo buruan siap-siap"

Renjana Jiwa  ||  Heejake (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang