Bagian 20

543 34 10
                                    

Jema berdiri di depan kelasnya menatap langit mendung yang sedari tadi sudah menurunkan hujan. Seperti biasa dia akan pulang bersama dengan Helio. Tapi mengingat hari ini Helio membawa motor maka mengharuskan Jema untuk menunggu hingga hujan reda. Jema sudah menghubungi Helio bahwa kelasnya sudah selesai namun belum ada jawaban.

Jema duduk di bangku yang ada di lorong kelasnya. Sembari menunggu hujan reda, Jema memainkan ponselnya. Hingga tak terasa hujan pun mulai reda. Jema mendongak menatap ke sekeliling lalu berdiri maju ke halaman yang tidak terhalang atap. Tangannya menengadah dan tidak mendapati sedikit pun air yang menetes.

"Udah reda" Jema kembali duduk di bangku dan mencoba menghubungi Helio kembali.

"Kak Io kemana sih, ditelfon ga diangkat, chat juga ga dibalas" Gerutu Jema sambil terus menghubungi Helio.

Jema terus menelpon Helio. Hingga seseorang duduk di sebelahnya.

"Ih kak Io kok ga ada kabar gini sih? Apa gue pulang sendiri aja ya?" Monolog Jema.

"Jangan pulang sendiri dong. Kakak udah di sini lho sayang"

Jema tersentak dan membalikan badannya, ia menemukan Helio yang tersenyum menatapnya. Jema membelalakan matanya ketika melihat pakaian Helio basah kuyup. Rambutnya pun terlihat basah dengan air yang masih menetes dari ujung rambutnya.

"Kok basah semua kak? Kakak habis hujan-hujanan ya?"

Helio nyengir tanpa dosa.

"Tadi lagi main basket sama anak-anak. Lagi seru-serunya malah hujan ya udah lanjut main sambil hujan-hujanan"

Jema meng geleng-geleng kan kepalanya. Dia merogoh tasnya mencari sapu tangan. Setelah ketemu, Jema lalu menyeka wajah Helio yang basah dengan sapu tangan itu.

"Kayak anak kecil aja. Liat basah semua ini, kalau sakit gimana"

Helio hanya senyam-senyum melihat Jema yang mengomel. Jema menyisir rambut basah Helio dengan jarinya. Helio terus memperhatikan setiap gerak-gerik Jema. Hingga Jema melepas hoodie nya, menyisakan blouse lengan pendek. Helio mengerutkan kening melihat Jema melepas hoodienya.

"Kakak ke kamar mandi sana. Lepas kaos nya trus pake hoodie ini" Jema menyerahkan hoodie oversize nya.

"Ga usah, aku ada jaket sayang di motor. Hoodie nya pakai kamu aja"

"Seingat aku tadi pagi kakak pakai jaket jeans ya. Itu ga bisa buat kakak anget"

"Pakai kamu aja. Udaranya dingin, aku ga mau kamu kedinginan"

"Karena aku tau udaranya dingin. Makanya aku suruh kak Io lepas baju basahnya trus pakai hoodie ini. Buruan kakak, aku ga mau kalau kakak sampai demam" Jema terus memaksa Helio untuk mengganti pakaiannya dengan hoodie.

"Aku gapapa, ga bakal demam" Dan Helio terus menolak.

"Hoodie ini juga punya kak Io padahal. Masih bersih, ga bau juga. Kenapa tolak pakai ini sih? Kalau kakak ga mau pakai ini, Jema pulang sendiri aja. Ga mau bareng kakak"

Helio terlihat panik, lalu segera mengambil alih hoodie itu.

"Ga boleh pulang sendiri. Tunggu di sini, kakak ganti dulu. Denger ya, Jema ga boleh kemana-mana. Ini tas kakak titip ke Jema dulu"

Setelah berkata itu, Helio segera melesat menuju toilet. Jema hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli.

"Harus diancem dulu baru mau"

Tak lama Helio sudah kembali menghampiri Jema. Kepala Jema mendongak menatap Helio yang sudah menggunakan hoodie membuat senyum mengembang di wajah cantik Jema.

Renjana Jiwa  ||  Heejake (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang