Bagian 27

377 36 6
                                    

(Satu bulan kemudian)

Sore ini Helio sudah mengantar Jema pulang ke rumah. Keduanya masih berdiri di depan pintu rumah Jema.

"Sayang maaf ya, aku mulai ga ada waktu lagi buat kamu" Kata Helio sambil mengusap pipi Jema.

Jema tersenyum dan mengangguk.

"Gapapa, kakak kan juga lagi persiapan buat manggung besok. Sampai apart langsung istirahat ya kakak sayang"

"Aku masih kangen sebenernya" Rengek Helio.

Jema terkekeh mendengar itu.

"Habis selesai festival kan masih punya banyak waktu kak. Iya kan?"

Helio mengangguk.

"Iya, yaudah deh aku pulang dulu ya. Nanti kalau udah sampai apart aku kabarin"

"Kakak hati-hati ya"

Helio mengangguk, tangannya menangkup pipi Jema. Sedikit bergerak membuat kepala Jema mendongak menatapnya.

Cup.......

Secepat kilat Helio mengecup bibir Jema membuat Jema memelototkan matanya. Dia memukul pelan dada Helio, kemudian menengok ke sekitar.

"Kakak ih... Kalau ada yang lihat gimana?" Ucap Jema dengan muka yang sudah merah.

Heli terkekeh melihat muka merah Jema yang sangat menggemaskan.

"Ga ada yang lihat sayang" Ucap Helio sambil mengusap lembut pipi Jema yang memerah.

"Yaudah sana pulang"

"Cium dulu dong" Helio mencondongkan wajahnya ke arah Jema.

"Ih orang udah tadi" Jema sedikit memundurkan dirinya.

"Tadi aku yang cium. Sekarang giliran kamu. Biar nanti bisa bobok nyenyak, sayang"

Cup.....

Helio merasa sesuatu yang kenyal menyentuh pipinya. Senyumnya mengembang dengan jantung yang berpacu cepat. Hal tersebut dikarenakan jarang sekali Jema terlebih dulu menciumnya. Meskipun hanya kecupan sekilas di pipinya mampu membuat darah Helio berdesir.

Tangannya terangkat mengacak rambut Jema. Dia kemudian berpamitan kepada kekasihnya itu. Jema melambaikan tangan saat motor Helio melaju meninggalkan rumahnya. Setelah dirasa Helio sudah jauh pun membuat Jema hendak masuk ke dalam rumah. Namun hal itu diurungkannya saat Jema merasakan pergelangan tangannya di cekal.

Jema kembali membalikan tubuhnya dan menemukan Bianca yang menahan langkahnya.

"Kak Bianca, ada apa?"

"Ikut gue" Ucap Bianca sambil menarik kasar Jema.

Bianca membawa Jema masuk ke dalam mobilnya. Keduanya kini duduk di dalam mobil. Tidak ada niat Bianca untuk menjalankan mobil itu.

"Kak..... "

"Lo masih inget sama perintah gue kan?" Bianca memotong ucapan Jema tadi.

"Besok hari terakhir, kalau lo gagal jangan harap ibu lo bisa berobat lagi. Dan gue juga bakal bilang ke mama biar kuliah lo ga usah di bayar sekalian"

Jema hanya menunduk saja, hatinya terasa sakit. Merasa tidak mendapatkan jawaban membuat Bianca mengalihkan pandangannya ke arah Jema.

"Lo denger gue ga sih? Gue ga pernah main-main sama ucapan gue ya Jem. Pokoknya besok lo harus putusin Helio di depan banyak orang"

"Terserah lo mau pakai cara apapun. Yang penting jangan sampai orang-orang tau kalau gue terlibat di masalah ini!"

"Iya kak" Lirih Jema.

Renjana Jiwa  ||  Heejake (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang