Bittersweet 11 - Hati nurani

549 40 5
                                    

Tadinya Elgard hanya ingin membantu mengantar anak korban tabrak lari itu ke rumah sakit, namun entah apa dengan hatinya, ia jadi tidak tega meninggalkannya terlebih pihak keluaga dari anak itu belum menampakkan batang hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadinya Elgard hanya ingin membantu mengantar anak korban tabrak lari itu ke rumah sakit, namun entah apa dengan hatinya, ia jadi tidak tega meninggalkannya terlebih pihak keluaga dari anak itu belum menampakkan batang hidungnya. Alhasil Elgard menunggui anak itu di depan ruang operasi bersama dengan seorang pria paruh baya yang tadi menggendong anak itu ke dalam mobilnya sampai mereka tiba di rumah sakit ini.

Berkali-kali Elgard melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah lebih dari 15 menit berlalu tapi keluarga dari anak itu tak jua menampakkan batang hidungnya.

"Apa pihak keluarga sudah diberitahu?" Tanya Elgard pada pria paruh baya yang duduk bersamanya.

"Sudah. Mungkin sedang dalam perjalanan menuju kesini."

Lagi, Elgard melirik jam di pergelangan tangannya. Jika terus-terusan ia berada di sini maka ia bisa telat bertemu kolega bisnisnya.

Elgard bangkit berdiri. Ia harus segera pergi dari tempat ini karena ...

"Adakah pihak keluarga dari pasien ini?" Dokter keluar dari ruang operasi dengan raut gelisah yang tercetak jelas di wajahnya.

Elgard dan pria paruh baya itu saling melempar pandangan. Elgard jelas bukan keluarga anak itu, begitu juga pria paruh baya itu yang hanya merupakan ...

"Saya tetangganya," ucap pria itu. "Apa ada masalah, Dokter?"

Dokter menghela napas karena nyatanya tak ada satu pun pihak keluarga dari anak itu.

"Pasien ini kehilangan banyak darah dan stok darah dengan rhesus itu di rumah sakit ini sedang habis."

Pria itu terkejut begitu juga dengan Elgard. Apa lagi ini ya Tuhan? Tapi jika menunggu pihak keluarga datang, bisa-bisa nyawa anak ini tak bisa diselamatkan.

Tunggu! Ini sama sekali bukan urusannya tapi kenapa hati nuraninya merasa tergerak dan tak tega jika harus meninggalkan anak itu begitu saja?

"Enggak bisa tunggu keluarganya dulu Dokter?" Tanya pria paruh baya itu terlihat khawatir.

Dokter tak memberikan jawaban.

"Apa golongan darah anak itu?" Kali ini Elgard yang bertanya.

"O negatif."

***

"Terus orang yang bantu Pak Ali sama Dilan itu kemana sekarang?" Tanya Hera penasaran. Ia hanya ingin tahu untuk sekedar berterima kasih karena orang itu sudah menyelamatkan nyawa Dilan.

"Berhubung tadi Dilan kehabisan darah dan katanya stok darah di rumah sakit ini lagi kosong, dia ikut Dokter terus abis itu saya enggak lihat dia lagi."

Deg!!

"Kehabisan banyak darah?" ulang Dinda terkejut mendengarnya. Air mata kian deras mengalir di pipinya. Benarkah demikian?

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang