Bittersweet 5 - Dia ...

810 62 4
                                    

"Iya Nak, ini Mama baru mau pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya Nak, ini Mama baru mau pulang. Masih di parkiran motor."

"Mama pulangnya jangan lupa mampir ke mini market ya, inget pesanan Dilan."

Dinda tersenyum tipis. Permintaan putra tampannya itu tak pernah muluk-muluk memang. Hanya meminta dibelikan snack di mini market, coklat dengan packaging bulat berwana putih dan orange yang ada mainan di dalamnya serta sosis yang hanya ada di mini market dengan rasa keju. Ya, itu saja.

"Dilan masih ikut Nenek?"

"Hmm, Nenek bilang sebentar lagi kita pulang."

"Pulangnya hati-hati, Nak."

Setelah panggilan di akhiri, Dinda melajukan motornya keluar dari parkiran motor dengan kecepatan sedang. Ya, ia pulang sendirian saja sementara Hera yang bekerja sebagai staff administrasi itu pulang jam 5 sore. Biasanya Hera pulang bawa kendaraan sendiri dan terkadang di jemput oleh pacarnya.

***

Keesokan harinya, setelah selesai dengan pekerjaannya, Dinda tidak langsung pulang. Ia diminta untuk datang ke kafe tempat dimana kenalan Hera bekerja.

Ya, Dinda diminta memenuhi panggilan interview. Bukan cuma Dinda, tapi ada sekitar 7 orang pelamar yang sama yang juga mendapatkan panggilan interview dengan posisi yang beragam. Dan jika Dinda lolos seleksi, maka tak menutup kemungkinan Dinda akan langsung bekerja di sana.

"Anggap saja seperti training selama tiga bulan. Kalau kerja kamu bagus, kemungkinan dari kerja part time lalu kamu bisa jadi karyawan tetap di sini."

"Kalau kamu bisa, kamu bisa bekerja hari ini juga."

Dengan senyum yang lebar karena nyatanya ia di terima, Dinda menganggukkan kepala. Memang jalur orang dalam itu luar biasa. Orang yang menginterview nya ini adalah orang kenalannya Hera. Circle pertemanan Hera itu memang luas. Dinda banyak mengenal teman-teman baru adalah dari Hera.

Ya, Hera dikenal sebagai pribadi yang baik, humble, periang, lucu dan ramai. Jika mengobrol dengan Hera, Hera tidak pernah kehabisan topik pembicaraan. Ada saja hal yang Hera bicarakan.

"Bisa, Pak," jawab Dinda antusias, "Saya boleh izin telepon keluarga saya dulu?" Ya, benar. Ia harus memberitahu kabar bahagia ini pada Dilan, Bu Anita dan juga Hera kalau nyatanya ia di terima.

"Oh Tuhan! Terima kasih sebanyak-banyaknya," batin Dinda dengan perasaan bahagia tak terkira.

***

Berkali-kali Elgard berdecak kesal sembari berkutat dengan ponselnya. Sungguh! Ia benar-benar bosan berada di tempat ini lebih lama lagi. Ia yakin Magdalena memintanya menemaninya berbelanja di butik milik Alesha adalah karena tujuan lain, bukan hanya berbelanja semata.

 Ia yakin Magdalena memintanya menemaninya berbelanja di butik milik Alesha adalah karena tujuan lain, bukan hanya berbelanja semata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang