Bittersweet 22 - Lain di mulut lain di hati

623 42 5
                                    

BIP!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BIP!!

BIP!!

Tepat pukul 12 malam Dinda tiba di kamar hotel, tapi sesampainya disana ia tak mendapati sosok Elgard.

Ini aneh.

Elgard tidak seperti kemarin yang terus mengiriminya chat. Saat Dinda mengirim chat siang tadi bahkan sampai saat ini, Elgard belum membalas, membacanya pun tidak. Dan alhasil tadi Dinda mampir ke rumah sakit untuk mengurusi Dilan kemudian ia makan malam bersama Hera.

Tunggu! Apa ini artinya Elgard marah karena perkataannya tadi pagi? Jika benar begitu, ini bagus. Marah semakin lama maka semakin bagus. Ia jadi bisa beristirahat dan tidur nyenyak tanpa harus melayani laki-laki bajingan itu.

Dinda bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah urusannya di kamar mandi selesai, ia berganti dengan setelan piyama pendek bermotif kartun.

Dinda melemparkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Seraya menatap langit-langit kamar, Dinda berdo'a supaya malam ini Elgard tidak datang dan ia bisa beristirahat dengan nyenyak. Ah, kenapa juga tadi ia tidak tidur saja di rumah sakit saja dan tidak perlu datang kesini. Tapi jika begitu maka Hera akan curiga padanya.

***

Dan seperti pagi-pagi sebelumnya, alarm Dinda terus berbunyi. Hari ini ia libur tapi Dinda lupa menonaktifkan alarmnya.

Dengan mata terpejam, Dinda meraba-raba mencari keberadaan ponselnya yang ia sendiri lupa ia letakan dimana. Dinda mengernyitkan dahi kala merasa memegangi lengan kekar seseorang.

Dinda membuka mata dan ia terkesiap kala melihat ...

"Elgard."

Elgard tersenyum miring. Tadinya ia tidak ingin datang kesini karena ia masih marah atas ucapan Dinda. Tapi jika ia tidak datang maka hasrat yang begitu menggelora karena pikirannya belakangan ini selalu di dominasi oleh Dinda itu tak akan tersalurkan.

Ya, sialnya ia kecanduan dengan tubuh Dinda dan dengan cara Dinda melayaninya di atas ranjang. Meski Dinda terlihat tak suka dan seperti ada kebencian yang tersirat dari sorot matanya, tapi Elgard tak peduli karena Dinda juga tetap profesional menjalankan bagiannya. Rasanya Elgard tidak bisa melepas Dinda begitu saja.

Nanti, Elgard akan bernegosiasi dengan Dinda untuk memperpanjang kontrak perjanjian mereka. Ia akan memberikan Dinda berapa pun yang Dinda mau asalkan Dinda setuju.

"Sudah puas tidurnya?" sarkas Elgard dengan seringaian.

Mulut Dinda terbuka kemudian tertutup lagi. Ia pikir pria bajingan itu tidak akan datang mengganggunya.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang