>> Happy Reading <<
4 hari kemudian ...
Hongkong, Tiongkok
"Untuk sementara itu saja, Hadinata."
"Baik Pak Elgard, selamat malam."
"Ya, selamat malam."
Elgard mengakhiri panggilan teleponnya secara sepihak. Elgard menghembuskan nafas lelahnya setelah tiba di kamar hotel setelah seharian penuh bertemu klien di luar dengan membicarakan urusan bisnis. Elgard juga tadi sempat ke klub untuk berpesta sebentar, bertemu teman lamanya yang dulu kuliah di universitas yang sama dengannya. Elgard juga mengecek sendiri dua proyek kerjasama yang hampir selesai dirampungkan dalam waktu dekat. Mungkin nanti saat pembukaan hotel-hotel itu Elgard akan kembali ke Hongkong.
Sekedar informasi, Elgard tidak hanya ke Hongkong sendirian saja, di perjalanan bisnis ini ada beberapa kepala dari divisi lainnya yang juga menginap di hotel yang sama dengannya. Tapi esok mereka pulang lebih dulu, sementara Elgard, masih ada beberapa pekerjaan yang masih harus ia tangani.
Sembari melangkah menuju kamar mandi, Elgard melempar asal jasnya lalu melepas satu persatu kancing kemejanya. Setelah tubuh bagian atasnya polos, Elgard melepas celana dan seluruh kain yang menempel di tubuhnya.
Elgard menyalakan air shower yang langsung membasahi tubuh proporsionalnya. Elgard meraih sabun juga shampoo. Elgard asyik dengan rutinitasnya di kamar mandi selama hampir 20 menit lamanya.
Setelah selesai dengan aktivitasnya, Elgard meraih bathrobe kemudian ia balut pada tubuhnya.
Elgard bercermin dan menyisir rambut basahnya dengan jari namun seketika itu juga Elgard terhenti kala melihat tato dengan inisial huruf terjalin yang cukup kecil bertuliskan —ED— di dada sebelah kanannya.
"ED? Inisial mantan pacar kamu?"
"Bukan. ED kan namaku, Elgard Declan. Kamu lupa?"
Elgard tersenyum kecut kala teringat pada pertanyaan Alesha ketika mereka tengah berenang bersama waktu itu. Alesha menanyakan arti dari tato di dadanya dan dengan begitu bodohnya Alesha percaya pada penjelasannya.
"Apa ini sudah waktunya menghilangkan segala hal yang berhubungan dengan dia termasuk tato sialan ini dari tubuhku?" Elgard mengangguk- anggukkan kepala. Benar! Wanita itu adalah masa lalu yang tidak sepatunya ia ingat dan ia kenang. Memang sudah sejak lama ia melupakan wanita itu dan segala kenangan manis bersamanya, tapi untuk menghapus tato ini? Sialnya Elgard selalu diliputi kebimbangan. Sama halnya seperti plester bermotif strawberry yang ada dalam dompetnya, ia tidak memiliki keberanian untuk membuangnya.
Elgard mengumpat marah seraya mengepalkan tangan. Ini memang terdengar lucu dan kekanak-kanakan tapi ini lah yang terjadi. Memang benar ia pernah secinta dan sebodoh itu pada seorang gadis yang sialnya gadis itu menyia- nyiakan cinta tulusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET
RomansaELGARD DECLAN GENTALA tak pernah menyangka akan kembali bertemu dengan cinta pertamanya 7 tahun lalu, dengan keadaan dan status yang tidak lagi sama. Elgard membencinya. Elgard menaruh dendam padanya. Elgard menganggapnya tak ubahnya wanita simpanan...