"Papa," seru Dilan seraya berhamburan ke dalam pelukan Elgard.
"Mama mana? Papa bawa makanan kesukaan Mama."
Benar. Sudah 3 hari berturut-turut, ditengah-tengah kesibukannya, Elgard menyempatkan diri untuk sekedar makan siang dan makan malam bersama Dinda dan Dilan. Elgard juga memberikan perhatiannya pada Dinda dengan rutin menanyakan bagaimana kabar Dinda dan apa saja yang Dinda rasa, bukan saat bertemu saja melainkan saat ia menelepon Dinda. Ya, ia dan Dinda kerapkali berbagi kabar satu sama lain.
Dinda bahkan menuruti permintaan Elgard supaya Dinda cuti dulu dari 2 pekerjaannya untuk fokus pada penyembuhan trauma pasca kejadian tempo hari. Elgard ingin memastikan kalau Dinda bisa secepatnya melupakan kejadian mencekam itu dengan terus bergerak maju.
Dilan membawa Elgard ke dapur dan benar saja Dinda tengah berkutat di dapur.
"Kan aku bilang jangan masak, aku bawain makan siang buat kamu dan Dilan," protes Elgard kala melihat Dinda berkutat di dapur.
"Aku cuma bikin sambal bawang. Soalnya makanan yang kamu bawa sambalnya enggak pernah pedas."
"Kenapa kamu enggak bilang kalau sambalnya mau yang super pedas?"
Dinda nyengir. "Kamu udah terlalu baik sama aku dan Dilan, nanti kalau aku minta ini itu, itu namanya ngelunjak."
"Dinda, kalau mau apa aja bilang sama aku. Jangan ngerasa enggak enak gitu."
Dinda mengangguk-anggukan kepala. Baiklah.
Kemudian ketiganya pun duduk di ruang tamu yang juga sekaligus tempat mereka makan yang hanya terdapat 3 buah kursi. Dinda menyajikan makanan yang Elgard bawa. Dinda menyendokkan 2 sendok nasi untuk Elgard dan 1 centong nasi untuk Dilan. Kebetulan Ayah dan anak itu memiliki selera yang sama, tak suka pedas, berbanding terbalik dengan Dinda.
Elgard memperhatikan cara makan Dinda yang kini terlihat sudah normal kembali tak seperti hari-hari sebelumnya yang terlihat tak berselera.
"Makan yang banyak. Kalau kurang nanti aku minta Hadinata—"
"Kenapa kamu enggak ajak Hadinata sekalian makan siang bareng kita?"
"Ada pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga."
Dinda berohria. Kemudian ketiganya kembali menikmati santap siang mereka dengan khidmat.
Ketika Dilan kehabisan air minum, dengan sigap Elgard menuangkan minum untuk Dilan. Ketika Elgard melihat ada noda makanan di mulut Dilan, Elgard membersihkannya dengan menggunakan tissue. Pokoknya tanpa di minta, baik Elgard atau pun Dinda selalu memprioritaskan Dilan dalam segala hal dan dalam hidup mereka.
"Padahal ini akan lebih nikmat kalau di campur sambal terus di makan sama lalapannya, kayak gini." Dinda mencontohkan dengan memasukkan suiran daging bebek ke dalam lalapan kemudian menyolekkannya pada sambal bawang buatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET
RomanceELGARD DECLAN GENTALA tak pernah menyangka akan kembali bertemu dengan cinta pertamanya 7 tahun lalu, dengan keadaan dan status yang tidak lagi sama. Elgard membencinya. Elgard menaruh dendam padanya. Elgard menganggapnya tak ubahnya wanita simpanan...