"Kalau sakit kenapa maksain masuk, Din?"
Dinda menoleh ke sumber suara. Satya, teman satu shift nya lah yang ternyata berbicara padanya. Sedari tadi Satya memperhatikan Dinda dan ia menyadari kalau Dinda terlihat tidak seperti biasanya. Dinda lebih banyak diam. Saat bersih-bersih pun Dinda terlihat kelelahan padahal ini masih pagi sekali.
"Gue enggak sakit kok. Gue cuma kepikiran sama Dilan yang sampai sekarang belum siuman," jawab Dinda sembari melanjutkan pekerjaannya mencuci tumblr dan gelas-gelas bekas teh dan kopi di wastafel.
Satya menghela napas, "Gue turut prihatin atas kondisi anak lo, Din. Tapi emang benar sampai sekarang pelakunya belum juga ketangkap?"
Ya, apa yang terjadi yang menimpa Dilan sudah diketahui oleh orang-orang kantor dan karyawan lain yang mengenal Dinda. Dan reaksi mereka sama seperti Satya, sangat menyayangkan kalau sampai sekarang pelaku tabrak lari itu belum tertangkap. Tidak adanya bukti akurat di tempat kejadian perkara yang mengarah pada pelaku.
Dinda menggelengkan kepala. Mungkin selamanya pelaku itu tidak akan pernah tertangkap. Lagipula Dinda sudah kehabisan akal untuk meminta pertolongan pada siapa lagi selain pada pihak berwajib yang hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Dan karena Satya harus mengantarkan minuman untuk para karyawan, Satya pun berlalu meninggalkan Dinda.
Sementara di sisi lain, sambil memprint out data-data dari laptop yang nantinya harus ia serahkan pada atasannya, Hera termangu. Tatapan matanya memang tertuju pada layar laptop tapi tidak dengan pikirannya. Isi pikirannya di dominasi oleh obrolannya dengan Dinda dari sore hingga malam kemarin.
"Elgard Gentala!"
Hera mengepalkan tangan. Entah manusia seperti apa yang pernah sahabatnya itu cintai di masa lalu yang kini menjelma bak iblis. Elgard bahkan memanfaatkan kesulitan Dinda untuk kepentingan pribadinya.
Benar! Elgard Declan Gentala, laki-laki kaya raya yang mempunyai paras nyaris sempurna tanpa cela itu bukan lah manusia melainkan iblis berwujud manusia.
Saking penasarannya Hera pada sosok Elgard setelah Dinda menceritakan segala hal yang terjadi, Hera langsung mencari tahunya sendiri di internet.
Dinda juga mengatakan kalau Elgard dan Justin adalah sahabat.
Hera berharap di kemudian hari ia bisa bertemu Elgard agar setidaknya ia bisa menampar Elgard dengan kedua tangannya sendiri, sekali saja di sepanjang hidupnya di muka bumi.
***
Dengan langkah lebar, Elgard masuk ke dalam gedung perusahaan milik keluarga Justin. Sembari terus melangkah, Elgard mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari satu sosok yang benar-benar sudah menguji kesabarannya. Ya benar, sosok itu adalah Dinda yang sampai saat ini tidak bisa dihubungi. Elgard marah karena nyatanya Dinda sudah ingkar janji.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET
RomanceELGARD DECLAN GENTALA tak pernah menyangka akan kembali bertemu dengan cinta pertamanya 7 tahun lalu, dengan keadaan dan status yang tidak lagi sama. Elgard membencinya. Elgard menaruh dendam padanya. Elgard menganggapnya tak ubahnya wanita simpanan...