7

2.8K 275 9
                                    

Keesokan harinya, Caine berjalan menuju kelasnya. Saat memasuki ruang kelas ia sudah di sambut dengan teriakan echi.

"Ma- MAMI! MAMI KENAPA!?"

Semuanya memandang kearah Caine akibat teriakan echi. Mereka berkumpul mengelilingi meja Caine dan Rion.

"Lu kenapa?" Tanya key khawatir

"Ga apa-apa" jawab Caine santai

"Ga apa-apa giman, liat noh wajah Lo!" Seru riji

Gimana ga pada khawatir, wajah Caine lebam-lebam. Walaupun sedikit tapi tetep aja.

"Kamu kenapa?" Tanya Rion sembari mengelus wajah Caine lembut.

"Ribut sama orang" jawab Caine yang memejamkan matanya menikmati elusan di wajahnya.

"Kenapa bisa ribut?" Tanya gin

"Gw nolongin perempuan yang lagi di ganggu sama beberapa orang"

"Ga usah ikut campur harusnya, jadi gini kan sekarang" ucap itsmo

"Iya nih, kalo mami kenapa-kenapa gimana?" Ucap Mia dengan khawatir

"Aku ngga apa-apa dek" balas Caine sembari mengusap rambut Mia lembut.

"Ribut di mana?" Tanya Mako

"Jl.djokowedo" jawab Caine

"Di gang itu?" Tanya Rion yang memandang wajah Caine lekat.

"Iya"

" Kan udah ku bilang, lurus aja jangan belok" omel Rion dengan kesal.

"Iyaaa, gw awalnya gitu tapi kasian jadi ya gw bantu" balas Caine memberi pembelaan.

"Sudah di bilang bahaya malah tetap saja ngeyel" omel Rion

"Gw cum-"

"Bisa nurut tidak?" Ucap rion yang terdengar dingin.

"I-iyaa" ucap Caine menciut, ia tak pernah merasa takut. Namun, ketika melihat Rion serius ia seakan tak bisa membantah.

Semua anak-anak lain juga ikut merasakan apa yang Caine rasakan. Siapa Rion Kenzo sebenarnya?.

Saat menyadari suasana sekitar yang menjadi canggung, Rion berusaha mencairkan suasana.

"Emm.. sudah di obati?" Ucap Rion dengan nada yang melembut sembari membetulkan posisi kacamatanya.

"Udah kok" jawab Caine sembari menyandarkan kepalanya di bahu Rion

"Lain kali jangan sampai terluka" peringat Rion.

"Emm" Caine mengangguk mengiyakan.

.
.
.
.
.
.

Kini mereka tengah menyantap makanan untuk mengisi perut mereka.

BRAKK!

"Ah maaf" ucap Rion saat melihat orang di depannya terkena tumbahan kuah baksonya.

"Lo bisa liat ga sih! Baju gw jadi kontor anjing!"

"Nanti kalo kulit gw melepuh gimana!? Lo kira perawatan kulit gw murah!?" Lanjut orang di depannya yang ternyata seorang perempuan.

"Aku kan susah minta maaf" jawab Rion pelan

"Ga bisa! Lo harus ganti rugi!"

"Tapi kamu yang menabrak ku tadi" bela Rion

"Berani banget Lo cupu!" Ucap perempuan itu sembari mendorong badan Rion.

Tangan perempuan itu hendak menampar Rion, namun Caine dengan gesit menahannya.

"Lo- eh kakak" perempuan itu melembutkan intonasi bicaranya.

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang