"MAT PAGI SEMUANYAAA!!"
"BERISIK ANJING!" Sahut krow saat mendengar teriakan echi.
"LU JUGA SAMA YA BABI!"
CRANG!
Keduanya terdiam saat sebuah piring melesat ditengah mereka berdua yang tengah adu mulut. Piring itu melesat diantara keduanya dan menghantam dinding.
"Bisa diem ga?" Caine menatap tajam echi dan krow yang hanya tersenyum polos.
"Hehe, maaf"
"Kenapa nih?" Rion menatap heran kearah ketiganya, ia dibuat bingung apalagi saat melihat pecahan kaca berhamburan.
"Sedikit pemanasan" caine menjawab dengan datar.
Rion alihkan pandangannya pada echi dan krow yang tampak sedang berdebat kecil. Hembusan nafas kasar keluar dari mulutnya.
"Jangan marah, kasihan" Rion peluk pinggang ramping caine dari belakang. Sedangkan pria cantik itu sibuk dengan masakannya.
"Aku lakuin itu juga karena kasihan, takut ganggu yang lain. Apalagi tenggorokan mereka bisa sakit kalo teriak-teriak terus" balas caine lirih.
"Kan kamu bisa bilang secara langsung, ga perlu seperti itu sayang" Rion berikan elusan pada pinggang caine.
"Ga mau"
"Dasar gengsi" Rion meledek caine sambil terkekeh gemas.
"Siapa!?"
"Kamu lah siapa lagi" Rion mengendus leher caine yang dihadiahi cubitan.
"Ekhem!"
Caine menoleh kearah krow dan echi yang menghindari tatapannya. "Kenapa diem aja? Beresin pecahan piringnya"
"Jangan pake tangan!" Lanjut caine saat melihat echi hendak memungut pecahan piring itu dengan tangannya.
"Loh, kenapa nih pagi-pagi udah pada rajin?" Tanya itsmo yang tengah menuruni tangga diikuti yang lainnya.
Rion menaruh jari telunjuknya didepan bibir mengisyaratkan untuk tidak membahas hal itu, sedangkan yang lain nya mengangguk paham.
"Biar aku aja yang lanjutin sama Elya, kamu duduk aja"
Caine mengangguk, ia melepas pelukan Rion dan berjalan menuju kursi meja makan.
"Gin mana kek?" Tanya echi pada itsmo yang tengah duduk manis dikursi meja makan. Perasaan pria itu udah disini tadi, kok tiba-tiba ilang.
"Ga tau, mungkin di halaman belakang"
Echi mengangguk kecil dan melangkah dengan semangat menuju halaman belakang. Senandung kecil terdengar mengiringi langkahnya, namun sebelum membuka pintu belakang ia menghentikan langkahnya saat mendengar sebuah suara yang sangat ia kenal.
Ia menempelkan telinganya menguping pembicaraan dua orang di balik pintu.
"Aku suka sama kamu"
Echi tersentak kaget saat mendengar pernyataan itu.
Tak ada jawaban dari lawan bicaranya selama beberapa saat, "makasih, untuk perasaan Lo ke gw. Tapi maaf ga bisa bales perasaan Lo karena hati gw udah di bawa pergi sama seseorang"
Suara kekehan terdengar, "iya aku tahu gin. Aku cuma pengin nyampain perasaan ku biar lega aja. Ga perlu minta maaf, lagian aku juga lagi berusaha buka hati ke seseorang"
"Ya udah, gw pergi dulu ya non"
"Tunggu dulu"
Echi bergegas pergi dari sana sebelum ketahuan, ia berlari menuju dapur dengan tergopoh-gopoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
mine
Teen Fiction"Gw tau siapa Lo sebenarnya" Tatapan tajam si surai merah berikan pada pria didepannya. Sedangkan yang ditatap terkekeh sambil mengangguk kecil. Kedok yang selama ini dia sembunyikan diketahui oleh si surai merah, susahnya untuk hanya sekedar menye...