33

754 133 6
                                    

"kontol!"

Caine menghela nafas panjang, masih pagi loh si gin ini mulutnya kaya ngga disekolahin.

"Mulut nya!"

Gin terkekeh mendengar seruan dari wanita bersurai ungu yang duduk disampingnya.

"Nanti pulang sekolah ikut aku ya"

Itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan yang mengharuskan wanita itu ikut dengannya.

"Kemana?"

"Nanti juga tahu sendiri"

"Oh iya, Rion mana caine?"

Caine menggeleng, entah lah dimana pria itu berada. Dari pagi saat bangun dari tidurnya caine sudah tidak mendapati pria jangkung itu disampingnya. Iya, dia menginap semalam.

"Lo kan temennya pasti lebih tahu dong"

Gin melirik echi yang hanya menggeleng, sepertinya pria cantik itu sedang tidak dalam mood yang baik.

"Itu orangnya" sahut echi.

"Gw pergi dulu"

Caine beranjak pergi dari kantin saat melihat Rion berjalan menghampiri mereka.

Dari mana saja pria itu sampai baru ke sekolah saat jam istirahat, caine jadi muak lihat wajah pria itu. Menyebalkan, pikirnya.

Gin mengerjakan matanya bingung harus bereaksi apa, ada apasih dengan dua insan dimabuk cinta itu.

Biasanya mereka akan menempel satu sama lain, tapi entah kenapa sekarang malah yang satu terlihat menjauh.

"Kemana dia pergi?"

Suara bariton itu mengalun saat melihat kepergian caine bahkan sebelum dia sampai dimeja itu.

"Ga tau, mood nya lagi ga bagus kayaknya."

"Iya ngga biasanya, padahal makannya belum disentuh sama sekali"

Suara lengking milik echi menyapa telinganya sambil menunjuk sepiring nasi goreng diatas meja dengan es teh manis yang menggugah selera, namun sayangnya belum dimakan barang sesuap pun.

"Kenapa baru berangkat? Emang gerbangnya dibuka?"

Gin menatapnya dengan heran, apalagi melihat wajahnya yang terlihat sedikit lembab.

"Tidak tahu, satpam didepan membukanya"

Gin mendengus, memang dasar donatur. Pandangannya teralih pada wanita disampingnya saat merasakan tarikan di lengan bajunya.

"Kenapa?"

Suara halus itu buat echi tersenyum, mau seberapa kali dia mendengar suara itu entah mengapa dia selalu tersipu.

Sial, sekarang dia tahu apa yang dirasakan para remaja diluar sana dimana mereka akan mudah terjerembab atau jatuh dalam kubangan cinta yang semu dan dipercantik dengan majas hiperbola.

"Ngga, kamu ganteng banget hari ini"

"Berarti biasanya ngga ganteng?"

"Ganteng, tapi hari ini ganteng bangettt bangett infinity"

Sepertinya gin bisa merasakan dirinya akan terbang sekarang saat merasakan perutnya penuh akan kupu-kupu yang biasa dibilang banyak orang adalah gejolak cinta.

Rion ingin muntah rasanya, apalagi melihat sahabatnya ini bergelayut manja di lengan echi, menjijikkan.

"Aku pergi dulu"

"Kemana?"

Gin tatap si surai ungu kebingungan, mau kemana pria itu padahal baru saja sampai disini.

"Entahlah yang penting tidak melihat pemandangan menjijikkan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang